Pulau Gag Bersuara: Tambang Nikel Raja Ampat Harus Lanjut!

Avatar photo

- Penulis Berita

Senin, 9 Juni 2025 - 06:19 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Tepis Isu Kerusakan Lingkungan, Pemerintah dan Warga Pulau Gag Suarakan Dukungan Lanjutkan Pertambangan Nikel Raja Ampat

Raja Ampat, Papua Barat Daya – Polemik mengenai aktivitas pertambangan nikel di kawasan konservasi Raja Ampat, khususnya di Pulau Gag, yang sebelumnya menuai kritik tajam dari masyarakat, kini menemukan titik terang. Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya dan Pemerintah Kabupaten Raja Ampat secara tegas menepis tudingan kerusakan lingkungan, seraya menyampaikan dukungan penuh dari masyarakat lokal agar operasi pertambangan nikel oleh PT Gag Nikel dapat terus dilanjutkan.

Respons resmi ini muncul setelah Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, melakukan kunjungan kerja langsung ke Pulau Gag. Didampingi Gubernur Papua Barat Daya Elisa Kambu dan Bupati Raja Ampat Orideko Iriano Burdam, Menteri Bahlil meninjau salah satu konsesi pertambangan nikel yang menjadi sorotan publik.

“Kami menyempatkan diri bersama Gubernur dan Bupati Raja Ampat melakukan kunjungan ke Pulau Gag, Raja Ampat, naik heli dalam rangka merespon apa yang menjadi perkembangan pemberitaan di media sosial,” ujar Bahlil saat temu media di Hotel Swiss Bell Sorong, dikutip Minggu (8/6). Ia menambahkan, pemerintah menghargai segala bentuk pemberitaan dan berkomitmen untuk terus melakukan pengecekan demi mendapatkan gambaran yang lebih objektif tentang kondisi di lapangan.

Hoaks Pemberitaan vs. Realitas di Lapangan

Gubernur Papua Barat Daya, Elisa Kambu, yang turut meninjau langsung kondisi di Pulau Gag bersama Menteri Bahlil, dengan tegas membantah narasi yang selama ini digambarkan di media sosial. Menurutnya, citra kerusakan lingkungan akibat pertambangan yang beredar tidak mencerminkan kondisi sebenarnya di lokasi.

“Kita pastikan mungkin video itu bukan dari Gag, bukan dari Piaynemo, mungkin dari tempat lain. Mereka ambil dari mana kita juga tidak tahu, tapi yang pasti bukan dari penambangan di Pulau Gag,” tutur Elisa, menyoroti kemungkinan penyebaran informasi yang keliru. Ia bahkan mengklaim bahwa aktivitas pertambangan nikel di Pulau Gag masih tergolong baik dan mematuhi kewajiban lingkungan hidup, termasuk dalam hal reklamasi bekas lahan eksplorasi. Indikator paling jelas, menurut Elisa, adalah kondisi air laut di sekitar Pulau Gag yang tetap jernih dan biru. “Sampai pelabuhan muatan itu juga itu airnya biru semua. Jadi pemberitaan itu adalah hoaks,” tegasnya.

Senada dengan Gubernur, Bupati Raja Ampat, Orideko Iriano Burdam, juga menegaskan bahwa kondisi di Pulau Gag secara langsung berbeda dengan kabar negatif di media sosial. Ia menguatkan pernyataan bahwa masyarakat tidak menginginkan penutupan aktivitas pertambangan nikel tersebut. “Mereka tidak mau tutup tambang, karena itu untuk menopang kehidupan mereka di sana. Mereka menginginkan itu, karena itu kami berharap kebetulan ada Pak Menteri di sini untuk membuka tambang itu,” kata Orideko. Meski demikian, ia menekankan pentingnya peningkatan pengawasan, terutama terkait analisis dampak lingkungan (AMDAL), agar dapat terus ditingkatkan ke depannya demi keberlanjutan lingkungan dan pariwisata Raja Ampat. “Mari sama-sama kita jaga Raja Ampat, kita kasih promosi yang baik jangan sampai Raja Ampat ini jadi negatif, wisatawan jadi berkurang. Kita harus jaga kawasan wisata kita agar kedepan tidak dicemari,” pesannya.

Masyarakat Pulau Gag Minta Penambangan Nikel Dilanjutkan

Fakta menarik lainnya terungkap dari aspirasi masyarakat lokal Pulau Gag. Elisa Kambu mengungkapkan bahwa penduduk setempat justru memohon agar Menteri Bahlil tidak menghentikan aktivitas pertambangan, sebab dinilai sangat bermanfaat bagi kehidupan mereka. “Ketika kami sampai disana, masyarakat lokal, semua yang ada disitu, kecil, besar, perempuan, tua, muda, mereka menangis, minta Pak Menteri ini tidak boleh ditutup, ini harus dilanjutkan. Dan kalau kami pemerintah harus mengikuti kemauan masyarakat, dan kita itu hadir untuk kesejahteraan masyarakat, kenapa kita harus membuat rakyat susah,” ungkap Elisa, menyoroti komitmen pemerintah pada kesejahteraan rakyat.

Dalam kunjungannya ke Pulau Gag, Menteri Bahlil juga sempat bertemu dan berdialog langsung dengan warga. Masyarakat secara terbuka menyampaikan dampak positif yang mereka rasakan dari kehadiran PT Gag Nikel. Warga yang mayoritas berprofesi sebagai nelayan, mengaku mendapatkan keuntungan dengan menjual hasil tangkapan ikan mereka kepada perusahaan.

“Aktivitas penangkapan ikan berjalan seperti biasa, air tetap jernih, kualitas air juga bagus,” ujar Fathah Abanovo (33th), seorang nelayan setempat. Ia bahkan menambahkan bahwa pihak perusahaan turut membantu mereka dalam pengadaan BBM dan alat pancing.

Senada, Lukman Harun (34th), warga Pelugak yang juga berprofesi sebagai nelayan, membantah keras berita yang menyebutkan kualitas dan warna air sekitar pantai menurun, sehingga menyebabkan hasil tangkapan ikan berkurang. “Air tidak berubah sejak puluhan tahun lalu hingga kini, biasa saja, sejak adanya tambang, ikan-ikan karang sebagai tangkapan tidak berubah juga kalau dimakan sendiri, aman,” tutur Lukman, menepis isu pencemaran laut.

Harapan kuat masyarakat yang menginginkan aktivitas pertambangan nikel dilanjutkan ini, didengar langsung oleh Menteri ESDM Bahlil Lahadalia. Perlu diketahui, sebelumnya Bahlil sempat menghentikan sementara kegiatan operasi PT Gag Nikel di Pulau Gag untuk menindaklanjuti pengaduan masyarakat terkait dampak pertambangan terhadap kawasan wisata Raja Ampat.

Sebagai informasi, PT Gag Nikel merupakan pemegang Kontrak Karya Generasi VII No. B53/Pres/I/1998, yang resmi berdiri pada 19 Januari 1998 setelah ditandatangani oleh Presiden Republik Indonesia. Sejak tahun 2008, PT ANTAM Tbk. berhasil mengakuisisi seluruh saham APN Pty. Ltd., sehingga kendali penuh PT Gag Nikel saat ini berada di tangan PT ANTAM Tbk. Dengan adanya klarifikasi dari pemerintah daerah dan dukungan langsung dari masyarakat, polemik pertambangan nikel di Pulau Gag Raja Ampat tampaknya akan menemukan arah kebijakan yang lebih jelas ke depannya.

Berita Terkait

Skandal Haji 2025: Tim Pengawas Ungkap Masalah Besar
Tank Irak di Perbatasan AS-Meksiko: Misi Baru, Ancaman Baru?
Raja Ampat Merana? DPR Ungkap Tambang Nikel Tak Sentuh Warga
Dasco Temui Megawati, Bawa Pesan Rahasia Prabowo? Bocoran Pertemuan!
DPR Usut Aturan Co-Payment OJK: Ada Apa?
Prabowo Diundang KTT G7: PM Kanada Langsung Telepon!
Prabowo Subianto Diundang ke KTT G7: Kanada Buka Pintu
Kecelakaan Maut Wakil Ketua DPRD Ngawi: Komunikasi Terakhir Terungkap

Berita Terkait

Senin, 9 Juni 2025 - 06:19 WIB

Pulau Gag Bersuara: Tambang Nikel Raja Ampat Harus Lanjut!

Minggu, 8 Juni 2025 - 15:04 WIB

Skandal Haji 2025: Tim Pengawas Ungkap Masalah Besar

Minggu, 8 Juni 2025 - 14:43 WIB

Tank Irak di Perbatasan AS-Meksiko: Misi Baru, Ancaman Baru?

Minggu, 8 Juni 2025 - 10:53 WIB

Raja Ampat Merana? DPR Ungkap Tambang Nikel Tak Sentuh Warga

Minggu, 8 Juni 2025 - 10:13 WIB

Dasco Temui Megawati, Bawa Pesan Rahasia Prabowo? Bocoran Pertemuan!

Berita Terbaru

Food And Drink

Rahasia Daging Empuk Tanpa Presto: Cuma Pakai Beras!

Senin, 9 Jun 2025 - 10:18 WIB

Family And Relationships

Lisa Mariana Ajukan Syarat Damai ke Ridwan Kamil: Masa Depan Anak & Hak Wali Nikah

Senin, 9 Jun 2025 - 10:14 WIB