QRIS: Menyingkap Sejarah dan Inovasi di Balik Kemudahan Pembayaran Digital Anda
Anda mungkin sudah sangat akrab dengan QRIS, bahkan menggunakannya setiap hari untuk berbagai transaksi, mulai dari membeli makanan, barang, hingga membayar jasa. Cukup dengan membuka aplikasi pembayaran digital, memindai kode QRIS yang disediakan oleh *merchant*, lalu memasukkan PIN, transaksi pun selesai dalam sekejap.
QRIS, yang dibaca “kris”, adalah singkatan dari Quick Response Code Indonesian Standard. Ini merupakan standar sistem pembayaran berbasis kode QR yang dirancang untuk memfasilitasi interoperabilitas metode pembayaran digital di berbagai platform. Tujuannya adalah untuk memudahkan transaksi pembayaran digital antar-penyedia jasa keuangan seperti GoPay, OVO, ShopeePay, DANA, LinkAja, dan berbagai aplikasi *mobile banking*.
Namun, pernahkah terbersit pertanyaan di benak Anda: siapa sebetulnya pihak yang mencetuskan dan mengembangkan teknologi ini hingga bisa dinikmati oleh begitu banyak masyarakat Indonesia? Bagaimana sejarah QRIS dimulai dan berevolusi menjadi tulang punggung ekosistem pembayaran digital kita? Mari kita selami lebih jauh penjelasannya.
### Siapa Penggagas QRIS?
Ketika berbicara mengenai penemu QRIS dalam arti tunggal, mungkin tidak ada satu nama individu yang bisa disebut. QRIS merupakan hasil kolaborasi strategis yang pertama kali digagas oleh Bank Indonesia (BI) dan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) pada tahun 2018. Inisiatif ini muncul di tengah pesatnya pertumbuhan platform penyedia jasa keuangan digital di Indonesia, seperti GoPay, OVO, ShopeePay, DANA, LinkAja, dan beragam *mobile banking* dari bank-bank nasional.
Peran sentral dalam inisiasi QRIS tidak dapat dilepaskan dari visi Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo. Sejak dilantik pada 24 Mei 2018, Perry Warjiyo menjadikan digitalisasi sistem pembayaran dan inklusi keuangan nasional sebagai salah satu prioritas utama dalam masa jabatannya. Sebelumnya, pada masa kepemimpinan Gubernur BI Agus Martowardojo, ekosistem *fintech* dan *e-wallet* baru mulai tumbuh, sehingga kode QR belum menjadi fokus utama dalam sistem pembayaran nasional. Namun, di bawah kepemimpinan Perry Warjiyo, pengembangan QRIS menjadi langkah krusial untuk mewujudkan visi digitalisasi pembayaran di Indonesia.
### Awal Mula Perkembangan QRIS dan Solusi Permasalahan
Pada dasarnya, QRIS dirancang dengan satu tujuan utama: menyederhanakan dan menstandardisasi transaksi pembayaran digital yang kala itu mulai berkembang pesat di Indonesia. Sebelum kehadiran QRIS, ekosistem pembayaran berbasis kode QR di Indonesia masih sangat terfragmentasi. Setiap platform pembayaran digital, seperti GoPay dan OVO, memiliki kode QR uniknya sendiri.
Situasi ini menciptakan tantangan besar bagi *merchant* atau penjual. Mereka sering kali harus menyediakan banyak kode QR yang berbeda di kasir jika ingin mengakomodasi berbagai dompet digital. Misalnya, jika seorang penjual hanya menyediakan kode QR untuk ShopeePay dan OVO, maka pengguna DANA atau GoPay tidak akan bisa melakukan pembayaran di tempat tersebut. Hal ini tentu menyulitkan baik bagi penjual maupun pembeli.
QRIS datang sebagai solusi revolusioner. Dengan QRIS, setiap *merchant* kini hanya perlu memiliki satu kode QR. Kode tunggal ini dapat menerima pembayaran dari semua pengguna dompet digital dan platform pembayaran digital lainnya yang terhubung dengan sistem QRIS. Proses pengembangan teknologi QRIS ini memakan waktu sekitar satu tahun. Setelah diinisiasi pada 2018, Bank Indonesia secara resmi meluncurkan QRIS pada 17 Agustus 2019, bertepatan dengan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Implementasinya secara nasional kemudian dimulai secara bertahap sejak 1 Januari 2020.
### Mengenal Jenis Pembayaran QRIS
Secara umum, terdapat dua model utama dalam jenis pembayaran menggunakan QRIS yang perlu Anda ketahui: Merchant Presented Mode (MPM) dan Customer Presented Mode (CPM).
1. Merchant Presented Mode (MPM)
MPM terbagi lagi menjadi dua kategori, yaitu MPM Statis dan MPM Dinamis.
* MPM Statis: Ini adalah jenis yang paling sering Anda lihat di UMKM atau toko kecil. *Merchant* memajang kode QRIS secara permanen (misalnya dalam bentuk stiker atau *display* di kasir). Pengguna cukup melakukan *scan*, memasukkan nominal pembayaran secara manual, dan memasukkan PIN. Notifikasi transaksi akan langsung diterima oleh pengguna dan *merchant*.
* MPM Dinamis: Kode QRIS pada jenis ini dikeluarkan melalui perangkat seperti mesin EDC (Electronic Data Capture) atau *smartphone* milik *merchant*. *Merchant* harus terlebih dahulu memasukkan nominal pembayaran, barulah pelanggan melakukan *scan* kode QRIS yang tampil atau tercetak tersebut. Ini sering digunakan pada toko dengan volume transaksi lebih tinggi.
2. Customer Presented Mode (CPM)
Pada mode ini, justru pelanggan yang menunjukkan kode QRIS yang ditampilkan dari aplikasi pembayaran digital mereka. Kode QR tersebut kemudian di-*scan* oleh *merchant* menggunakan perangkat pemindai. QRIS CPM umumnya digunakan oleh *merchant* yang membutuhkan kecepatan transaksi tinggi, seperti di sektor transportasi, parkir, atau ritel modern yang sering memiliki antrean panjang.
### Ekspansi QRIS: Bisa Digunakan di Beberapa Negara
Komitmen Bank Indonesia terhadap QRIS tidak berhenti pada pengembangan di dalam negeri. BI terus berinovasi untuk menjadikan QRIS lebih mudah dan nyaman digunakan oleh masyarakat Indonesia, bahkan saat mereka berada di luar negeri. Inilah yang melahirkan inisiatif QRIS Antarnegara, sebuah solusi pembayaran digital yang memungkinkan pengguna bertransaksi menggunakan QRIS di negara lain.
Hingga Mei 2025, QRIS telah dapat digunakan untuk bertransaksi di beberapa negara tetangga seperti Malaysia, Thailand, dan Singapura. Ambisi ekspansi ini terus berlanjut. Pada 17 Agustus 2025, Bank Indonesia berencana untuk secara resmi meresmikan penggunaan QRIS di Jepang dan China, membuka lebih banyak pintu bagi kemudahan transaksi lintas batas bagi para pelancong dan pelaku bisnis Indonesia.
Nah, itulah tadi penjelasan lengkap mengenai siapa penggagas dan bagaimana sejarah QRIS berkembang hingga menjadi tulang punggung sistem pembayaran digital di Indonesia, bahkan merambah ke kancah internasional. Setelah mengetahui lebih jauh tentangnya, coba ingat-ingat, hari ini sudah berapa kali Anda bertransaksi menggunakan QRIS?