Frustrasi Fabio Quartararo di MotoGP Jerman 2025: Performa Motor Yamaha YZR-M1 Jauh dari Harapan
Pembalap andalan Monster Energy Yamaha, Fabio Quartararo, tak bisa menutupi frustrasinya. Performa motor YZR-M1 miliknya dinilai masih jauh dari kata memuaskan pada hari pertama MotoGP Jerman 2025. Kekecewaan ini mencuat setelah Quartararo menjalani rangkaian sesi perdana di Sirkuit Sachsenring, Jerman, pada Jumat (11/7/2025). Di lintasan yang dikenal dengan 10 tikungan kiri dari total 13 tikungannya, ‘El Diablo’ kesulitan mengerahkan potensi maksimal dari YZR-M1.
Langkah awal pembalap berusia 26 tahun itu dalam seri ke-11 kalender MotoGP 2025 ini tidak berjalan mulus, terutama pada sesi latihan bebas 1 (FP1). Dengan catatan waktu lap terbaik 1 menit 21,016 detik, Quartararo harus puas menyudahi sesi 45 menit tersebut di posisi kedelapan. Meskipun demikian, ia mampu menunjukkan peningkatan signifikan pada sesi practice, melesat ke urutan keempat dengan torehan waktu 1 menit 19,524 detik. Catatan ini hanya terpaut 0,453 detik dari pembalap tercepat, Fabio Di Giannantonio (VR46).
Namun, peningkatan waktu lap tersebut tak serta merta membawa kegembiraan bagi juara dunia MotoGP musim 2021 itu. Quartararo mengungkapkan bahwa motornya masih belum memiliki ritme balap yang solid, sebuah sorotan krusial yang harus segera diperbaiki jelang agenda babak kualifikasi dan sprint race pada hari kedua. “Kami tidak memiliki ritme yang bagus, tapi kami tahu kami cukup cepat untuk urusan single lap,” kata Quartararo. Ia menambahkan harapannya, “Saya harap, kami bisa menemukan solusi untuk mengembangkan ritme kami pada pekan atau bulan-bulan mendatang.”
Untuk bisa mendapatkan hasil yang lebih baik, Quartararo menilai motornya sangat membutuhkan lebih banyak cengkraman (grip) di lintasan agar bisa melaju dengan stabil. Rekan setim Alex Rins ini juga menyebut Yamaha memiliki problem serius dalam menjaga ketahanan ban, yang mudah mengalami *overheat* di lintasan sepanjang 3,67 kilometer tersebut. “Kami membutuhkan grip lebih banyak sehingga motor tidak mudah tergelincir, dengan begitu kami tidak perlu menekan ban terlalu keras dan takkan kepanasan,” jelasnya. “Itu menjadi salah satu masalahnya, ban kami terlalu panas dan sering tergelincir dan itu membawa dampak negatif pada performa.”
Lebih lanjut, Quartararo juga merasa YZR-M1 tidak memiliki keseimbangan yang optimal. Hal ini ditunjukkan dengan seringnya motor mengalami gejala ‘wheelie’ atau roda belakang terangkat saat pengereman. “Keseimbangan kami secara umum tidak bagus, kami membutuhkan pengembangan di area ini,” ucap Quartararo. Ia menguraikan lebih lanjut, “Kami tak bisa menurunkan kecepatan motor dengan baik karena roda belakang kehilangan kontak (dengan aspal) yang signifikan.” Menurutnya, pembalap lain dapat mempertahankan kontak kedua roda saat mengerem, sementara ia harus mengerem secara eksklusif dengan roda depan. “Perasaan di bagian depan sangat bagus, tapi performa secara langsungnya tidak bagus,” imbuhnya.
Kondisi *front end* atau bagian depan motor yang tidak menunjang secara mumpuni juga menjadi penyebab mayoritas kecelakaan yang dialaminya. “Saya mengalami banyak kecelakaan karena bagian depan (motor) tahun ini karena saya harus mendorong dengan keras,” kata Quartararo. “Kami memberikan lebih banyak tekanan pada bagian depan daripada yang lain. Saya tak bisa menggunakan roda belakang untuk memperlambat laju motor,” tuturnya.
Dengan agenda kualifikasi dan balapan mini pada hari kedua MotoGP Jerman 2025, tantangan bagi Fabio Quartararo dan tim Yamaha semakin besar. Perbaikan fundamental pada motor YZR-M1 menjadi kunci utama untuk bisa bersaing dan meraih hasil positif di Sirkuit Sachsenring yang menuntut performa puncak dari setiap pembalap.