Terungkap! Ini Alasan Sebenarnya Harga Tiket Pesawat Sering Berubah Drastis Saat Anda Mencari Berulang Kali
Sebelum melangkah jauh menuju destinasi impian, mencari tiket pesawat seringkali menjadi langkah pertama yang krusial. Namun, banyak dari kita mungkin pernah merasakan kebingungan dan frustrasi saat mendapati harga tiket tiba-tiba melonjak naik hanya karena kita menutup dan membuka kembali tab pencarian. Fenomena ini memicu keyakinan umum bahwa maskapai penerbangan atau situs pemesanan melacak aktivitas kita, sehingga harga tiket berubah dan menjadi lebih mahal. Tak heran jika banyak saran beredar tentang menghapus _cookie_, mengganti peramban, atau menggunakan mode penyamaran (incognito) untuk mencegah hal tersebut.
Namun, menurut para pakar perjalanan, dugaan tersebut tidaklah benar. Perubahan harga yang kita saksikan sejatinya tidak ada hubungannya dengan pengawasan digital atau riwayat pencarian Anda. “Ada kesalahpahaman umum bahwa perilaku pencarian berulang akan menghasilkan hasil yang tidak hanya berbeda, tetapi juga lebih tinggi,” jelas Katy Nastro dari Going, seperti dilansir oleh *Travel+Leisure*. Faktanya, akar masalah perubahan harga tiket lebih banyak disebabkan oleh dinamika permintaan pasar yang kompleks, bukan intaian digital.
Sophia Lin, Direktur Manajemen Produk untuk perjalanan dan lokal di Google Search, memperkuat pandangan ini dengan menjelaskan bahwa harga tiket terus-menerus berubah dan diperbarui oleh berbagai penyedia data, bahkan dari detik ke detik. “Setiap hari, sistem kami menghitung sejumlah besar kemungkinan kombinasi tiket untuk perjalanan keliling dunia,” tambahnya. Nastro dan timnya di Going, yang melakukan ratusan, bahkan ribuan pencarian setiap minggu selama bertahun-tahun, juga belum pernah menemukan pola “mistis” yang diyakini banyak orang terkait perubahan harga karena pencarian berulang.
Senada dengan itu, Jesse Neugarten, pendiri Dollar Flight Club, menegaskan bahwa tidak ada bukti kuat yang menunjukkan riwayat penelusuran atau pencarian berulang secara langsung menyebabkan kenaikan harga tiket pesawat. Ia menjelaskan bahwa harga tiket pesawat ditentukan oleh algoritma kompleks dan _real-time_. Algoritma ini disesuaikan berdasarkan berbagai faktor krusial, seperti ketersediaan kursi (inventaris), tren pemesanan terkini, waktu keberangkatan, harga yang ditawarkan oleh pesaing, serta faktor eksternal lainnya seperti kondisi cuaca atau biaya bahan bakar.
Nastro lebih lanjut memerinci bahwa maskapai penerbangan memiliki sistem “kelompok tarif” atau _fare groups_. Maskapai mengalokasikan sejumlah kursi untuk setiap kelompok tarif dalam periode tertentu. Alokasi ini dapat berubah sewaktu-waktu berdasarkan faktor-faktor yang disebutkan sebelumnya. Ketika suatu kelompok tarif dengan harga tertentu terjual habis, ia akan digantikan oleh kelompok tarif baru yang harganya seringkali lebih tinggi. Jadi, ketika Anda melihat lonjakan atau penurunan harga tiket penerbangan secara tiba-tiba, kemungkinan besar itu adalah refleksi dari pembaruan kelompok tarif secara _real-time_ di sistem maskapai.
Lantas, apakah menghapus _cookie_ atau menggunakan mode penjelajahan pribadi sama sekali tidak memiliki manfaat? Sophia Lin dengan tegas menyatakan bahwa mode penyamaran, riwayat penelusuran, riwayat pencarian, atau bahkan perpindahan perangkat tidak akan memengaruhi harga yang ditampilkan di Google Flights. Nastro dan Neugarten menambahkan bahwa manfaat utama dari tindakan tersebut bersifat psikologis. “Tidak ada catatan tentang pencarian penerbangan yang ditingkatkan dengan menggunakan mode penyamaran atau menghapus _cookie_,” kata Nastro. Oleh karena itu, para pelancong disarankan untuk lebih fokus pada fitur notifikasi harga tiket. Ini adalah peluang nyata untuk mendapatkan harga tiket terbaik dan bukan terjebak dalam mitos pencarian digital.
—
Baca juga: Bisakah Diskon Tiket Mendongkrak Jumlah Penumpang Pesawat?
Pilihan editor: Prancis Menaikkan Pajak Tiket Pesawat ke Destinasi Populer di Eropa