Pernahkah Anda bertanya-tanya, mengapa hampir setiap ban kendaraan bermotor yang kita lihat di jalanan, baik mobil maupun motor, selalu berwarna hitam pekat? Padahal, bahan dasar utamanya, getah karet alami, justru memiliki warna putih susu. Fenomena ini telah menjadi misteri umum yang menarik perhatian banyak orang.
Misteri di balik warna gelap ini terkuak berkat penjelasan dari Fisa Rizqiano, Deputy Head Of OE Sales PT Bridgestone Tire Indonesia. Menurut Fisa, warna hitam yang khas pada ban bukan berasal dari pigmen alami karet, melainkan hasil penambahan senyawa penting bernama *carbon black* atau karbon hitam. “Sebelum ban dicetak, ada proses pencampuran bahan baku yang disebut *mixing*. Warna hitam itu muncul dari *carbon black* sebagai campuran dari karet murni yang berwarna putih,” jelas Fisa. Bahan inilah yang memberikan warna gelap permanen sejak proses pencetakan awal.
Namun, penambahan karbon hitam jauh melampaui sekadar fungsi pewarna. Fisa menambahkan bahwa campuran vital ini berperan krusial dalam meningkatkan kualitas dan daya tahan ban secara signifikan. “Carbon sebenarnya ada macam-macam, tapi yang dipakai untuk campuran pembuatan ban itu *carbon black* yang berfungsi sebagai pengeras karet sehingga lebih awet,” imbuhnya. Inilah alasan mengapa ban menjadi sangat kuat, tahan terhadap abrasi, dan mampu bertahan dalam pemakaian di berbagai kondisi jalan yang ekstrem.
Proses di balik sepasang ban yang siap pakai pun tidak sesederhana yang dibayangkan, bahkan membutuhkan waktu yang cukup panjang. Setelah bahan baku utama, termasuk *carbon black*, dicampur, adonan ban kemudian dicetak dan dibagi menjadi beberapa komponen esensial seperti telapak (*tread*) dan dinding ban (*sidewall*). Seluruh bagian ini selanjutnya disatukan melalui proses *building* yang cermat. “Jadi proses pembuatan ban tidak langsung jadi utuh, dari awal sampai akhir itu bisa memakan waktu tiga hari,” ungkap Fisa, menunjukkan betapa kompleksnya tahapan produksi sebuah ban berkualitas.
Menariknya, dominasi warna hitam pada ban ini memiliki sejarah panjang yang bermula di awal abad ke-20. Sebelum tahun 1900-an, ban kendaraan justru kerap tampil dengan warna putih cerah. Hal ini karena produsen kala itu menggunakan seng oksida (*zinc oxide*) sebagai penguat karet, yang sekaligus memberikan warna terang pada ban. Penggunaan seng oksida bertujuan untuk memperkuat struktur ban sambil mempertahankan estetika warna cerah.
Titik balik terjadi saat Perang Dunia I meletus, menyebabkan kelangkaan seng oksida di pasaran. Kondisi ini memaksa para produsen ban mencari alternatif, dan *carbon black* pun muncul sebagai solusi superior. Sejak tahun 1900, Binney & Smith — perusahaan yang kini dikenal sebagai produsen krayon Crayola — mulai memasok pigmen *carbon black* kepada Goodrich Tire Company. Penambahan *carbon black* tidak hanya berhasil membuat ban jauh lebih kuat dan tahan lama – bahkan melampaui kekuatan seng oksida – tetapi juga secara permanen mengubah warna ban menjadi hitam pekat, tren yang terus bertahan hingga kini.