Rahmad Darmawan Ungkap Kunci Kekalahan Liga Indonesia All Star dari Oxford United: Kegugupan dan Minimnya Pengalaman Eropa
Pelatih kawakan Rahmad Darmawan memberikan evaluasi mendalam terkait kekalahan Liga Indonesia All Star dengan skor 3-6 dari Oxford United dalam ajang Piala Presiden. Menurutnya, performa tim asuhannya pada pertandingan Minggu (6/7) lalu sangat dipengaruhi oleh kegugupan dan kurangnya pengalaman para pemain dalam menghadapi tim-tim Eropa, terutama di hadapan ribuan penonton.
Dalam sesi wawancara pasca-pertandingan, Rahmad Darmawan menjelaskan bahwa timnya memulai laga dengan keraguan yang kentara dalam mengambil keputusan. “Kami mengawali pertandingan ini dengan ada keraguan dalam mengambil keputusan. Mungkin banyak yang sudah lama tidak menghadapi atmosfer pertandingan melawan tim Eropa. Kemudian, ada banyak penonton di situ, terlihat sekali mereka tidak lepas,” ujar Rahmad. Kegugupan ini membuat tim kesulitan mengembangkan permainan di awal. Namun, pelatih veteran tersebut mengamati adanya perubahan positif setelah 25 menit pertama, di mana tim mulai bisa keluar dari tekanan dan menciptakan beberapa peluang.
Merespons situasi di babak pertama, Rahmad Darmawan memberikan instruksi khusus kepada para pemain di jeda pertandingan. “Di babak kedua, saya ingatkan para pemain agar lebih rileks karena yang terpenting buat saya adalah memberikan perlawanan, jangan menyerah,” jelasnya. Arahan tersebut membuahkan hasil, di mana para pemain tampak lebih tenang dan berani, membuat paruh kedua pertandingan menjadi lebih menarik dengan perlawanan yang lebih signifikan dari Liga Indonesia All Star.
Meski demikian, masalah kepercayaan diri masih menjadi sorotan utama di awal laga. Rahmad Darmawan mengakui, “Terlihat mereka seperti kurang percaya diri menghadapi satu tim ini [Oxford United]. Mungkin mereka melihat postur tubuh dan lainnya, tapi setelah itu mereka berproses.” Ia menambahkan bahwa setelah fase adaptasi, tim mulai berani menghadapi situasi bola mati lawan. Menariknya, kekhawatiran Rahmad terhadap skema sepak pojok dan sepakan bebas lawan ternyata tidak terbukti menjadi kelemahan utama, justru gawang Liga Indonesia All Star kebobolan karena terlambat mengantisipasi tendangan jarak jauh lawan. Hal ini menunjukkan adanya adaptasi yang baik di area tertentu, namun masih ada celah yang perlu diperbaiki untuk performa yang lebih solid di masa depan.