Raja Ampat Merana? DPR Ungkap Tambang Nikel Tak Sentuh Warga

Avatar photo

- Penulis Berita

Minggu, 8 Juni 2025 - 10:53 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Robert Joppy Kardinal Soroti Kesenjangan Manfaat Tambang Nikel di Raja Ampat: Warga Lokal Terpinggirkan, Kawasan Konservasi Terancam

JAKARTA, KOMPAS.TV – Anggota Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI dari Fraksi Partai Golkar, Robert Joppy Kardinal, menyuarakan keprihatinan mendalam terkait keberadaan tambang nikel di Raja Ampat, Papua Barat Daya. Menurutnya, masyarakat setempat justru tidak merasakan manfaat signifikan dari aktivitas pertambangan tersebut, dengan mayoritas pekerja didatangkan dari luar daerah.

Dalam kunjungan langsungnya ke Distrik Waigeo Barat Kepulauan pada Maret dan April lalu, Robert Joppy Kardinal menemukan penolakan kuat dari warga setempat terhadap operasional tambang. Ia mengungkapkan ironi bahwa masyarakat lokal hanya menerima bantuan finansial minimal, sekitar Rp10 juta per tahun, sementara peluang kerja dan kontraktor justru didominasi oleh pihak luar. “Masyarakat hanya dapat bantuan Rp10 juta per tahun. Ini kan tidak ada manfaat. Yang bekerja, semua orang dari luar,” tegas Robert kepada *Tribunnews.com* pada Sabtu (7/6/2025).

Kesenjangan ini semakin nyata dengan minimnya pelibatan masyarakat Raja Ampat dalam sektor ketenagakerjaan maupun sebagai kontraktor. Robert menyoroti bahwa sebagian besar pekerja dan kontraktor justru didatangkan dari luar wilayah, bahkan dari Jakarta. “Coba lihat siapa yang bekerja. Masa orang-orang Sorong tidak bisa jadi kontraktor di situ? Semua bawa dari Jakarta. Jadi uangnya balik lagi ke Jakarta. Terus manfaatnya apa di situ?” kritik legislator asal Sorong, Papua Barat Daya ini, menyoroti perputaran ekonomi yang tidak berpihak pada daerah.

Selain persoalan minimnya manfaat ekonomi bagi warga, Robert Joppy Kardinal juga memperingatkan dampak serius aktivitas pertambangan terhadap kelestarian kawasan konservasi di Raja Ampat. Ia secara khusus menyoroti risiko tumpahan bijih nikel yang diangkut melalui laut, yang dapat mencemari ekosistem. “Tidak boleh (ada pertambangan), karena namanya konservasi. Waktu mereka melakukan pemuatan, pasti ada yang jatuh ke laut. Itu berarti kawasan konservasinya terganggu,” jelasnya, menekankan pentingnya menjaga integritas lingkungan yang dilindungi.

Melihat potensi kerugian baik dari segi sosial maupun lingkungan, Robert mendesak pemerintah untuk segera melakukan evaluasi komprehensif terhadap keberadaan tambang nikel di Raja Ampat. Evaluasi ini diharapkan tidak hanya mengkaji aspek lingkungan, tetapi juga secara mendalam meninjau manfaat konkret yang diterima oleh masyarakat lokal. “Kalau mau dicabutkan, dia perlu evaluasi. Kita tunggu evaluasinya seperti apa. Tetapi langkah konkret, harus dilihat, apa manfaatnya untuk masyarakat,” imbuhnya, menanti langkah tegas dari pemerintah.

Menanggapi polemik ini, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, sebelumnya telah mengambil langkah responsif dengan menghentikan sementara operasional tambang nikel di Raja Ampat. Keputusan ini diambil untuk memungkinkan tim dari Kementerian ESDM melakukan verifikasi lapangan secara menyeluruh.

“Itu kami untuk sementara hentikan operasinya sampai dengan verifikasi lapangan, kami akan cek,” kata Bahlil dalam konferensi pers di Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (5/6/2025). Ia menambahkan, “Untuk sementara kegiatan produksinya disetop dulu sampai menunggu hasil peninjauan dan verifikasi dari tim saya,” menunjukkan komitmen pemerintah untuk meninjau ulang izin dan operasional tambang demi kepentingan bersama.

Berita Terkait

Skandal Haji 2025: Tim Pengawas Ungkap Masalah Besar
Tank Irak di Perbatasan AS-Meksiko: Misi Baru, Ancaman Baru?
Dasco Temui Megawati, Bawa Pesan Rahasia Prabowo? Bocoran Pertemuan!
DPR Usut Aturan Co-Payment OJK: Ada Apa?
Prabowo Diundang KTT G7: PM Kanada Langsung Telepon!
Prabowo Subianto Diundang ke KTT G7: Kanada Buka Pintu
Kecelakaan Maut Wakil Ketua DPRD Ngawi: Komunikasi Terakhir Terungkap
Amran Sulaiman Geram: Mafia Pangan Diduga Manipulasi Stok Beras!

Berita Terkait

Minggu, 8 Juni 2025 - 15:04 WIB

Skandal Haji 2025: Tim Pengawas Ungkap Masalah Besar

Minggu, 8 Juni 2025 - 14:43 WIB

Tank Irak di Perbatasan AS-Meksiko: Misi Baru, Ancaman Baru?

Minggu, 8 Juni 2025 - 10:53 WIB

Raja Ampat Merana? DPR Ungkap Tambang Nikel Tak Sentuh Warga

Minggu, 8 Juni 2025 - 10:13 WIB

Dasco Temui Megawati, Bawa Pesan Rahasia Prabowo? Bocoran Pertemuan!

Sabtu, 7 Juni 2025 - 21:09 WIB

DPR Usut Aturan Co-Payment OJK: Ada Apa?

Berita Terbaru

Food And Drink

Prabowo-Gibran Berbagi Daging Kurban, Ribuan Yatim Makan di Istiqlal

Minggu, 8 Jun 2025 - 17:54 WIB

Arts

HUT Jakarta: Car Free Night & Pentas Seni Meriah!

Minggu, 8 Jun 2025 - 17:48 WIB

Travel

5 Destinasi Wisata Hits Balikpapan: Liburan Idul Adha 2025

Minggu, 8 Jun 2025 - 17:44 WIB

Technology

Pelindung Ponsel: Masih Perlukah di Era Sekarang?

Minggu, 8 Jun 2025 - 17:39 WIB