Ragamharian.com, Jakarta – Di tengah memanasnya konflik Iran-Israel, Raja Yordania Abdullah II melakukan panggilan telepon penting dengan Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani pada Senin, 23 Juni 2025. Panggilan ini terjadi setelah serangan Iran terhadap Pangkalan Udara Al-Udeid milik Amerika Serikat di Qatar, sebuah insiden yang meningkatkan ketegangan regional.
Dalam percakapan tersebut, Raja Abdullah II menyampaikan dukungan penuh Yordania kepada Qatar. Ia menegaskan solidaritas Yordania dalam menjaga keamanan, stabilitas, dan kedaulatan Qatar, terutama di saat-saat genting seperti perang Iran-Israel saat ini. Dukungan ini menjadi krusial mengingat Qatar berada di garis depan potensi destabilisasi akibat konflik tersebut.
Raja Abdullah II secara tegas mengutuk segala tindakan yang mengancam keselamatan Qatar dan rakyatnya. Lebih dari sekadar pernyataan politik, kecaman ini mencerminkan hubungan historis dan persaudaraan erat yang telah lama terjalin antara Yordania dan Qatar. Ikatan kuat ini menjadi landasan penting bagi kerja sama regional dalam menghadapi tantangan keamanan bersama.
Menurut pernyataan resmi dari Kerajaan Yordania yang dilansir oleh media Yordania, Roya News, Raja Abdullah menekankan posisi tegas Yordania dalam membela Qatar dari ancaman eksternal. Ia juga menyoroti pentingnya upaya terkoordinasi di antara negara-negara Arab untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan Teluk yang strategis.
Kerajaan Yordania sendiri telah mengecam keras serangan Iran terhadap Qatar. Pemerintah Yordania memandang serangan ini sebagai pelanggaran terang-terangan terhadap kedaulatan Qatar, hukum internasional, dan Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa. Kementerian Luar Negeri dan Urusan Ekspatriat Yordania, melalui Kantor Berita Yordania Petra, menyatakan solidaritas penuh Kerajaan terhadap Qatar dalam menghadapi ancaman terhadap keamanan dan stabilitasnya. Yordania juga mendukung penuh langkah-langkah yang diambil Qatar untuk menjaga kedaulatannya dan melindungi warganya.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri dan Urusan Ekspatriat Yordania, Sufyan Qudah, menekankan perlunya mengakhiri eskalasi yang berbahaya ini. Ia memperingatkan konsekuensi serius dari kelanjutan konflik, termasuk potensi perluasannya yang dapat mengancam perdamaian dan keamanan regional serta global. Qudah mendesak penghentian segera semua operasi militer dan menyerukan Iran dan Israel untuk kembali ke meja perundingan sebagai solusi damai.
Senada dengan Yordania, Kementerian Luar Negeri Qatar juga mengutuk keras serangan rudal Iran. Dalam pernyataan resmi yang dikutip oleh Petra, Qatar menyebut serangan itu sebagai pelanggaran terang-terangan terhadap kedaulatan dan wilayah udara Qatar, serta pelanggaran nyata terhadap hukum internasional.
Qatar menegaskan haknya untuk menanggapi serangan tersebut secara proporsional sesuai dengan hukum internasional. Pemerintah Qatar mengklaim bahwa sistem pertahanan udara mereka berhasil mencegat rudal Iran dan menggagalkan serangan tersebut. Keberhasilan ini menunjukkan kesiapan Qatar dalam melindungi diri dari ancaman eksternal.
Qatar memperingatkan bahwa eskalasi militer yang berkelanjutan seperti ini menimbulkan ancaman serius bagi perdamaian dan stabilitas kawasan. Mereka menyerukan penghentian segera semua tindakan militer dan mendesak kembalinya dialog dan negosiasi yang serius sebagai satu-satunya jalan menuju perdamaian dan stabilitas yang langgeng. Situasi ini memerlukan pendekatan diplomasi yang kuat untuk mencegah konflik yang lebih besar.
Serangan Iran ke Pangkalan Udara Al-Udeid Amerika Serikat di Qatar merupakan imbas dari perang yang sedang berlangsung antara Iran dan Israel. Perang ini bermula ketika Israel menyerang sejumlah bangunan dan fasilitas militer Iran pada 13 Juni 2025. Eskalasi berlanjut ketika Amerika Serikat campur tangan dengan mengebom tiga fasilitas nuklir Iran, memperburuk ketegangan di kawasan tersebut.
Pilihan editor:
* Siapa Bakal Menang dalam Perang Iran-Israel
* Kisah Warga Indonesia di Tengah Perang Iran-Israel