Saham Asuransi Lesu, Investor Masih Enggan Masuk?
Pasar saham Indonesia menunjukkan tren yang kurang menguntungkan bagi sektor asuransi hingga pertengahan tahun ini. Pergerakan dan likuiditas saham-saham emiten asuransi masih stagnan, membuat investor cenderung menjauh. Meskipun beberapa saham mencatat penguatan dalam perdagangan harian, tren pelemahan secara *year to date* (ytd) masih menjadi gambaran umum.
Sebagai contoh, saham MSIG Life Insurance Indonesia (LIFE) ditutup menguat 1,61% pada Kamis (12/6) di harga Rp 6.300 per saham. Namun, secara ytd, saham LIFE masih melemah 13,10%. Kondisi serupa juga terlihat pada saham Asuransi Tugu Pratama Indonesia (TUGU) yang stagnan di Rp 995 per saham, dan mengalami penurunan 3,40% secara ytd. Panin Financial (PNLF) meskipun ditutup naik 1,43% ke level Rp 284, tetap mencatat koreksi signifikan sebesar 33,95% secara ytd.
Asuransi Dayin Mitra (ASDM) mengalami pelemahan 1,67% di harga penutupan Rp 590, namun masih mencatat kenaikan ytd sebesar 22,41%. Sementara itu, saham Asuransi Digital Bersama (YOII) stagnan di Rp 95 per saham dengan penurunan 5% ytd, dan Maskapai Reasuransi Indonesia (MREI) melemah 2,03% di harga Rp 725 per saham, serta mencatat penurunan ytd sebesar 20,33%.
Ekky Topan, Analis Infovesta Kapital Advisori, menilai prospek kinerja emiten asuransi sepanjang tahun ini cenderung stagnan, bahkan sebagian besar berisiko melemah. Ia menekankan minimnya likuiditas sebagai faktor risiko utama investasi di sektor ini. Rendahnya minat investor, menurut Ekky, disebabkan oleh kinerja yang belum membaik signifikan, likuiditas yang terbatas, dan absennya katalis positif jangka pendek. Namun, Ekky melihat potensi pada saham MREI, yang menurutnya memiliki valuasi murah, profitabilitas stabil, dan peningkatan likuiditas dalam dua bulan terakhir, mengindikasikan potensi akumulasi.
Pandangan berbeda disampaikan Herditya Wicaksana, Analis MNC Sekuritas. Ia melihat beberapa saham asuransi, seperti TUGU, PNLF, dan YOII, sedang dalam fase konsolidasi sideways secara teknikal dalam jangka pendek. Herditya memberikan rekomendasi *buy on weakness* untuk TUGU dengan target harga Rp 1.030 – Rp 1.070 per saham, *trading buy* untuk PNLF dengan target Rp 310 – Rp 320 per saham, dan *speculative buy* untuk YOII dengan target Rp 99 – Rp 102 per saham.