Saham Perbankan Big Cap Kembali Menghijau, Didorong Minat Investor Asing
Setelah beberapa hari berada di zona merah, saham-saham perbankan berkapitalisasi besar kembali menunjukkan kinerja positif pada perdagangan Kamis, 5 Juni 2024. Data RTI mencatat sejumlah pergerakan menarik yang didorong oleh aktivitas investor asing.
Bank Negara Indonesia (BBNI) memimpin kenaikan dengan pertumbuhan 2,79%, mencapai harga Rp 4.420 per saham. Meskipun mengalami penurunan 2,43% secara mingguan, BBNI menjadi incaran investor asing dengan net foreign buy mencapai Rp 140,99 miliar. Hal serupa terjadi pada Bank Mandiri (BMRI) yang mencatatkan net buy asing Rp 100,13 miliar dan kenaikan harga saham sebesar 1% ke level Rp 5.075 per saham. Namun, BMRI juga menunjukan penurunan mingguan sebesar 6,02%. Bank Syariah Indonesia (BRIS) juga mengalami peningkatan 0,78% ke Rp 2.750 per saham, didorong net buy asing Rp 55,20 miliar, meskipun secara mingguan mengalami penurunan 12,88%.
Sementara itu, Bank Rakyat Indonesia (BBRI) menunjukan penguatan tipis 0,49% di harga Rp 4.100 per saham, namun masih mengalami penurunan signifikan 6,18% secara mingguan. Berbeda dengan bank-bank lainnya, BBRI mencatatkan net foreign sell sebesar Rp 19,47 miliar. Bank Central Asia (BBCA) justru mengalami koreksi 0,56%, ditutup di harga Rp 8.925 per saham, dengan penurunan mingguan sebesar 5,56% dan net sell asing mencapai Rp 252,66 miliar.
Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta, menjelaskan rotasi sektor investasi asing ke sektor energi yang dinilai lebih menarik karena konsistensi pembagian dividen. Hal ini, menurut Nafan, menyebabkan koreksi harga saham perbankan yang dianggap wajar. Meskipun beberapa bank menunjukan pertumbuhan kredit single digit, Nafan optimistis dengan prospek jangka panjang perbankan, khususnya BBCA yang konsisten mencatat pertumbuhan kredit yang solid. Ia juga menambahkan bahwa kebijakan pelonggaran moneter Bank Indonesia berpotensi meningkatkan pertumbuhan kredit dan meminimalisir risiko NPL. Nafan merekomendasikan akumulasi beli BBNI di harga terdekat Rp 4.550, BBRI di Rp 4.530, BMRI di Rp 5.500, BBCA di Rp 8.375, dan BRIS di Rp 2.640.
Pandangan berbeda disampaikan oleh Research Analyst Infovesta Kapital Advisori, Arjun Ajwani. Ia menilai penurunan saham perbankan beberapa waktu lalu disebabkan oleh arus keluar investasi asing yang signifikan dari pasar saham Indonesia. Investor asing, menurut Arjun, banyak memegang saham-saham perbankan besar dan blue chip lainnya, sehingga pengalihan dana berdampak langsung pada penjualan saham-saham tersebut. Arjun menambahkan, faktor-faktor seperti peningkatan tensi tarif antara China dan Amerika Serikat, risiko kenaikan tarif secara umum, dan melemahnya neraca perdagangan domestik berkontribusi terhadap outflow modal asing dari rupiah.