Kinerja Solid Bank Mandiri (BMRI) di Kuartal I-2025: Hadapi Tekanan Margin, Saham Tetap Rekomendasi Beli!
JAKARTA – PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) berhasil menorehkan kinerja yang impresif pada kuartal I-2025, meskipun dihadapkan pada bayang-bayang tekanan terhadap margin keuntungan akibat lonjakan biaya dana (Cost of Fund/CoF). Capaian positif ini menunjukkan ketahanan Bank Mandiri di tengah dinamika pasar.
Analis Ina Sekuritas, Arief Machrus, mencatat bahwa pendapatan bunga bersih (Net Interest Income/NII) BMRI tumbuh solid sebesar 5,5% secara tahunan (YoY). Pertumbuhan ini ditopang oleh laju ekspansi kredit yang berkelanjutan, menunjukkan kemampuan Bank Mandiri dalam menyalurkan pembiayaan secara efektif.
Namun, peningkatan CoF hingga mencapai 2,4% berdampak langsung pada marjin bunga bersih (Net Interest Margin/NIM), yang terkoreksi menjadi 4,8%. “Penurunan margin ini terjadi akibat ketatnya kondisi likuiditas pasar serta sengitnya persaingan memperebutkan dana pihak ketiga,” jelas Arief dalam riset terbarunya.
Senada, Analis Edvisor Profina Visindo, Indy Naila, menambahkan bahwa tekanan terhadap NIM ini diperkirakan masih akan membayangi dalam jangka pendek. Hal ini disebabkan oleh beban bunga yang masih tinggi serta adanya penyesuaian pada struktur pendanaan dan suku bunga. Meski demikian, inisiatif strategis Bank Mandiri dalam mendorong perolehan dana murah (CASA) melalui digitalisasi diharapkan dapat meredam tekanan tersebut di masa depan.
Pertumbuhan Kredit Korporat Melambat, Namun Tetap Positif Secara Tahunan
Indy Naila juga mencermati adanya indikasi perlambatan pertumbuhan kredit, khususnya di segmen korporat. Perlambatan ini dipengaruhi oleh likuiditas perusahaan yang kuat dan masih tingginya rasio kredit bermasalah (NPL) di sektor tersebut. “Pertumbuhan kredit masih melambat, juga karena penyesuaian terhadap suku bunga. Namun secara tahunan, kredit Bank Mandiri tetap tumbuh signifikan,” ujarnya kepada media.
Pada kuartal I-2025, pertumbuhan kredit Bank Mandiri memang stagnan secara kuartalan (QoQ). Namun, secara tahunan (YoY), kredit BMRI melesat 16,5% dibandingkan kuartal I-2024. Angka ini jauh melampaui target tahunan BMRI yang ditetapkan di kisaran 10%–12%, menunjukkan performa yang melampaui ekspektasi.
Dengan adanya pemangkasan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI) serta stabilisasi kondisi makroekonomi yang terus membaik, Indy optimistis pertumbuhan kredit BMRI akan mengalami perbaikan signifikan pada paruh kedua tahun ini. Ia juga memperkirakan tekanan NPL akan berangsur mereda, menciptakan lingkungan yang lebih kondusif bagi pertumbuhan kredit.
Rekomendasi Saham BMRI: Prospek Menarik untuk Dikoleksi
Melihat prospek ke depan, Indy Naila memperkirakan laba bersih BMRI berpotensi tumbuh 5%–8% pada tahun 2025, terutama jika didukung oleh strategi efisiensi operasional yang ketat.
Dari sisi valuasi, saham Bank Mandiri (BMRI) dipandang masih sangat menarik untuk dikoleksi. Indy merekomendasikan “akumulasi beli” (accumulate buy) dengan target harga Rp 6.100 per saham. Sementara itu, Arief Machrus dari Ina Sekuritas memberikan rating “beli” (buy) yang lebih optimistis, dengan target harga mencapai Rp 7.700 per saham. Kedua pandangan analis ini mengindikasikan kepercayaan kuat terhadap prospek jangka panjang Bank Mandiri.