Rights Issue Emiten: Prospek & Rekomendasi Saham Terbaik

Avatar photo

- Penulis Berita

Kamis, 3 Juli 2025 - 14:21 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ramai Rights Issue Semester II 2025: Peluang dan Risiko bagi Investor

Bursa Efek Indonesia (BEI) diramaikan oleh sejumlah emiten yang melakukan aksi *rights issue* di awal semester II 2025. Aksi korporasi ini menawarkan peluang investasi menarik, namun juga menyimpan risiko yang perlu dipertimbangkan investor. Beberapa emiten besar telah mengumumkan rencana *rights issue* mereka, menawarkan beragam prospek dan strategi investasi.

Salah satu emiten yang paling menonjol adalah PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR). TOWR menawarkan 8,03 miliar saham baru, setara 13,91% dari jumlah saham yang ditempatkan dan disetor penuh (tidak termasuk saham treasuri). Setiap pemegang 619 saham lama berhak atas 100 HMETD (Hak Memesan Efek Terbatas), dengan harga pelaksanaan Rp 680 per saham. Total dana yang ditargetkan mencapai Rp 5,49 triliun, yang akan digunakan untuk meningkatkan kepemilikan saham di anak usahanya, Protelindo. PT Sapta Adhikari Investama (SAI), pemegang 52,46% saham TOWR, tidak akan melaksanakan seluruh HMETD-nya, sementara PT Dwimuria Investama Andalan (DIA), pemegang 8,33% saham, akan melaksanakan seluruh HMETD dan bertindak sebagai pembeli siaga untuk sisa saham.

PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) juga mengumumkan rencana *rights issue* senilai maksimal Rp 5,89 triliun, menerbitkan 2,95 miliar saham baru. Setiap pemegang 4 saham lama berhak atas 5 HMETD, dengan harga pelaksanaan Rp 2.000 per saham. PT Investasi Sukses Bersama, salah satu pemegang saham WIFI, telah mengamankan Rp 2,97 triliun dari total dana yang dibutuhkan. Kegagalan melaksanakan HMETD akan menyebabkan dilusi saham hingga 55,56%. Dana hasil *rights issue* akan digunakan untuk penambahan modal.

Emiten lain yang turut meramaikan aksi *rights issue* antara lain PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk (CMNP), PT Provident Investasi Bersama Tbk (PALM), PT Artha Mahiya Investama Tbk (AIMS), PT Green Power Group Tbk (LABA), PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (INET), PT Bukit Uluwatu Villa Tbk (BUVA), PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN), dan PT Wahana Interfood Nusantara Tbk (COCO). Rincian lebih lanjut mengenai rencana *rights issue* CMNP dan PALM akan diumumkan kemudian.

Para analis memandang *rights issue* sebagai strategi pendanaan yang strategis di tengah suku bunga yang masih tinggi. Aksi ini dapat mendukung ekspansi usaha atau restrukturisasi keuangan emiten. Namun, investor perlu mencermati tujuan penggunaan dana hasil *rights issue*. Ekspansi usaha berpotensi menjadi katalis positif, sementara pelunasan utang perlu dikaji lebih lanjut.

Ekky Topan dari Infovesta Kapital Advisori menilai tren *rights issue* ini mencerminkan kebutuhan pendanaan ekspansi dan penguatan struktur keuangan emiten. Semester II 2025 dianggap sebagai momentum yang lebih kondusif. Keberhasilan *rights issue* sangat bergantung pada fundamental emiten dan dukungan pemegang saham utama. TOWR dinilai menarik karena *rights issue*-nya ditawarkan dengan harga premium dan mendapat dukungan kuat dari *standby buyer*. BBTN menarik karena fokus pada penguatan rasio kecukupan modal dan ekspansi pembiayaan properti, sejalan dengan program pemerintah.

Meskipun pasar masih cukup volatil, prospek penurunan suku bunga global dan rotasi ke sektor properti dan infrastruktur memberikan peluang bagi emiten dengan valuasi menarik dan tujuan yang jelas. Namun, risiko eksternal seperti konflik geopolitik tetap perlu dipertimbangkan. Ekky merekomendasikan beli untuk TOWR (target Rp 600-630, swing target Rp 680-700), *trading buy* untuk LABA (target Rp 250, lanjutan Rp 280), dan *buy on weakness* untuk WIFI (level Rp 1.900, target jangka panjang Rp 3.000).

Fath Aliansyah Budiman dari Maybank Sekuritas Indonesia menilai emiten dengan pembeli siaga lebih menarik. Meskipun WIFI memiliki pembeli siaga, tidak semua saham *rights issue* diserap oleh pemegang saham mayoritas. WIFI memiliki potensi pertumbuhan jangka panjang di sektor internet mengingat penetrasi internet di Indonesia yang masih rendah.

Theodorus Melvin dari Stockbit mencatat harga pelaksanaan *rights issue* TOWR lebih tinggi dari harga sahamnya saat penutupan perdagangan (Rp 550). Setelah *rights issue*, PT Dwimura Investama Andalan akan memiliki hingga 20,86% saham TOWR. Cliff Nathaniel dari Panin Sekuritas merekomendasikan *hold* untuk TOWR (target Rp 575), melihat tekanan kinerja jangka pendek akibat konsolidasi industri telekomunikasi, meskipun jangka panjang konsolidasi ini berdampak positif.

Berita Terkait

YUPI Bagi Dividen 8%! Analis Ungkap Peluang dan Rekomendasi Saham
PACK: Prospek & Rekomendasi Saham Mitra Pack Usai Dipantau BEI
Rupiah Perkasa! Mata Uang Asia Unggul Saat Dolar AS Melemah
Indomobil & ZD Energy Patungan: Tujuan & Prospek Bisnis Baru
Clogent Laundry Pods: Cuci Pakaian Mudah & Bersih Hanya 1 Kapsul
Pertamina & ACWA Power: Kolaborasi Raksasa Energi Terbarukan
IHSG Naik Tipis di Sesi I Kamis (3/7), Bisa Melaju ke Level 7.000?
IHSG Naik 0,30% ke 6.901 pada Sesi I Kamis (3/7), ANTM, ADMR, MDKA Top Gainers LQ45

Berita Terkait

Kamis, 3 Juli 2025 - 20:46 WIB

YUPI Bagi Dividen 8%! Analis Ungkap Peluang dan Rekomendasi Saham

Kamis, 3 Juli 2025 - 18:05 WIB

Rupiah Perkasa! Mata Uang Asia Unggul Saat Dolar AS Melemah

Kamis, 3 Juli 2025 - 15:30 WIB

Indomobil & ZD Energy Patungan: Tujuan & Prospek Bisnis Baru

Kamis, 3 Juli 2025 - 15:09 WIB

Clogent Laundry Pods: Cuci Pakaian Mudah & Bersih Hanya 1 Kapsul

Kamis, 3 Juli 2025 - 14:48 WIB

Pertamina & ACWA Power: Kolaborasi Raksasa Energi Terbarukan

Berita Terbaru

Entertainment

Diogo Jota Meninggal? Ucapan Duka Desta Bikin Heboh!

Kamis, 3 Jul 2025 - 21:21 WIB

Food And Drink

Pepes Tempe: Resep Mudah, Gurih, Minim Minyak, Bikin Nagih!

Kamis, 3 Jul 2025 - 20:59 WIB