Kejaksaan Agung Buru Mohammad Riza Chalid: Diduga Berada di Singapura, Malaysia, atau Dubai, DPO Segera Diterbitkan
Ketua Komisi Kejaksaan (Komjak), Pujiyono Suwadi, mengungkapkan informasi krusial terkait keberadaan Mohammad Riza Chalid (MRC), tersangka kunci dalam kasus tata kelola minyak mentah dan produk kilang PT Pertamina. Menurut Pujiyono, tim penyidik Kejaksaan Agung (Kejagung) memantau MRC kemungkinan bersembunyi di tiga negara: Singapura, Malaysia, atau Dubai. Pernyataan ini sekaligus menjadi penegas langkah tegas Kejagung untuk segera menetapkan MRC dalam Daftar Pencarian Orang (DPO).
Pujiyono Suwadi menyampaikan informasi penting ini dalam program ‘Satu Meja The Forum’ di Kompas TV pada Rabu, 16 Juli 2025. Penegasan mengenai lokasi persembunyian MRC ini didasarkan pada hasil pantauan mendalam yang dilakukan oleh tim penyidik dari Korps Adhyaksa, yang terus berupaya melacak jejaknya.
Menanggapi kekhawatiran publik yang meluas mengenai status Mohammad Riza Chalid yang belum ditetapkan sebagai DPO, Pujiyono Suwadi secara langsung menemui jajaran pimpinan Kejaksaan Agung. Ia berdialog dengan Jaksa Agung ST Burhanuddin, Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus (Jampidsus), serta Direktur Penyidikan (Dirdik) yang lama, Abdul Qohar, dan Dirdik yang baru, Cahyo. Pertemuan ini menjadi wadah untuk menyampaikan keresahan masyarakat dan mendesak percepatan penanganan kasus ini.
Dari hasil pertemuan tersebut, Pujiyono menuturkan bahwa Kejaksaan Agung memberikan komitmen kuat untuk segera bertindak. “Ini segera dilakukan penetapan DPO dan kemudian pemanggilan secara paksa ke Indonesia,” tegas Pujiyono, menandakan keseriusan Kejagung dalam menuntaskan kasus korupsi yang merugikan negara ini dan membawa MRC ke meja hukum.
Sebelumnya, nama Mohammad Riza Chalid (MRC) telah masuk dalam daftar sembilan tersangka baru yang diumumkan oleh Kejaksaan Agung. Penetapan MRC sebagai tersangka terkait dugaan tindak pidana korupsi dalam tata kelola minyak mentah dan produk kilang pada PT Pertamina (Persero) periode 2018-2023. Abdul Qohar, yang saat itu menjabat sebagai Direktur Penyidikan, mengumumkan status tersangka MRC di Lobi Gedung Bundar Kejaksaan Agung, Jakarta, pada Kamis, 10 Juli 2025. Dalam kasus ini, MRC diketahui berperan sebagai *beneficial owner* PT Orbit Terminal Merak.
Selain Mohammad Riza Chalid, delapan tersangka lain yang turut ditetapkan dalam kasus mega korupsi Pertamina ini adalah AN selaku Vice President Supply dan Distribusi PT Pertamina, HB sebagai Direktur Pemasaran dan Niaga PT Pertamina, serta TN selaku VP Integrated Supply Chain. Daftar tersangka juga meliputi DS yang menjabat VP Crude and Trading PT Pertamina tahun 2019-2020, AS sebagai Direktur Gas Petrochemical Pertamina International Shipping, dan HW selaku VP Integrated Supply Chain tahun 2019-2020. Dua tersangka lainnya berasal dari pihak swasta, yakni MH selaku Business Development Manager PT Trafigura tahun 2019-2021 dan IP selaku Business Development Manager PT Mahameru Kencana Abadi.
