Rupiah Diprediksi Melemah Pekan Depan: Sentimen Negatif Mendominasi

Avatar photo

- Penulis Berita

Minggu, 15 Juni 2025 - 19:54 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Rupiah Diramal Melemah di Awal Pekan: Risiko Geopolitik dan Tarif Trump Mengintai

Nilai tukar rupiah diperkirakan akan melanjutkan tren pelemahannya di awal pekan depan. Ketegangan geopolitik antara Israel dan Iran, dipadu kekhawatiran atas potensi kenaikan tarif impor yang diutarakan Presiden Donald Trump, menjadi bayang-bayang utama yang menekan mata uang Garuda.

Penutupan perdagangan Jumat (13/6) menunjukkan rupiah melemah 0,37% terhadap dolar Amerika Serikat (AS), menguatkan posisinya di level Rp 16.308 per dolar AS. Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) juga ikut terdepresiasi sebesar 0,34%, mencapai Rp 16.293 per dolar AS.

Lukman Leong, analis dari Doo Financial Futures, memperkirakan tekanan terhadap rupiah akan berlanjut. Eskalasi konflik Israel-Iran, dikombinasikan dengan data ekonomi domestik pekan lalu yang cenderung lemah – seperti indeks kepercayaan konsumen dan penjualan ritel – menjadi faktor pendorong utama pelemahan ini. “Data ekonomi domestik yang kurang menggembirakan semakin memperburuk situasi,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Minggu (15/6).

Minimnya rilis data ekonomi penting di awal pekan ini mengarahkan fokus investor pada perkembangan situasi di Timur Tengah. Hal ini diperkuat oleh pandangan Ibrahim Assuaibi, pengamat mata uang, yang menekankan bahwa ketegangan geopolitik memicu sentimen *risk-off* yang meluas di pasar. Ancaman kenaikan tarif impor, terutama setelah pernyataan Presiden Trump terkait potensi kenaikan tarif otomotif, semakin menambah kekhawatiran investor.

Pernyataan Trump pada Kamis (12/5) tentang kemungkinan kenaikan tarif otomotif, menambah sentimen negatif meskipun sebelumnya ia mengklaim kesepakatan dagang AS-China telah “selesai”. Situasi ini, menurut Ibrahim, menciptakan suasana hati yang pesimistis di pasar.

Prediksi pelemahan rupiah pun mengemuka. Ibrahim memperkirakan rupiah akan bergerak dalam rentang Rp 16.300 – Rp 16.350 per dolar AS. Sementara itu, Lukman menganggap kisaran Rp 16.200 – Rp 16.350 per dolar AS lebih realistis. Kedua analis sepakat bahwa tekanan terhadap rupiah masih akan berlangsung setidaknya hingga awal pekan depan.

Berita Terkait

MR DIY RUPST: Laba Ditahan, Investor Gigit Jari Tak Dapat Dividen!
BI Rate Turun, Kok Bunga Kredit Bank Digital Tinggi? Ini Sebabnya!
Rahasia Sukses Miliarder Lucy Guo: Lepas Kuliah Demi Beasiswa Thiel
NICL Bagi Dividen Rp15/Saham: Investor Nikel Wajib Tahu!
Dividen Jumbo BUMN Mengalir ke Danantara: Dampaknya?
Prediksi IHSG Akhir Tahun 2023: Tembus 7.609, Saham Ini Wajib Dicermati
Sarinah & Jakarta E-Prix 2025: Kolaborasi Budaya & Teknologi
Emas Antam Cuan 33,93%! Harga Stabil 15 Juni 2025

Berita Terkait

Senin, 16 Juni 2025 - 07:09 WIB

MR DIY RUPST: Laba Ditahan, Investor Gigit Jari Tak Dapat Dividen!

Senin, 16 Juni 2025 - 05:45 WIB

BI Rate Turun, Kok Bunga Kredit Bank Digital Tinggi? Ini Sebabnya!

Senin, 16 Juni 2025 - 05:40 WIB

Rahasia Sukses Miliarder Lucy Guo: Lepas Kuliah Demi Beasiswa Thiel

Senin, 16 Juni 2025 - 03:30 WIB

NICL Bagi Dividen Rp15/Saham: Investor Nikel Wajib Tahu!

Minggu, 15 Juni 2025 - 21:50 WIB

Dividen Jumbo BUMN Mengalir ke Danantara: Dampaknya?

Berita Terbaru

Uncategorized

Gempa Tasikmalaya M 4.8: Guncangan Dahsyat Terasa Sampai Pangandaran!

Senin, 16 Jun 2025 - 07:15 WIB

Family And Relationships

Gustiwiw Pamit Bikin Konten: Janji Pulang Minggu, Ibunda Ungkap Fakta

Senin, 16 Jun 2025 - 06:50 WIB

Technology

Fitur AI Ringkas Artikel Wikipedia Dimatikan: Kenapa?

Senin, 16 Jun 2025 - 06:46 WIB