Mobil RWD Jago Tanjakan? Ternyata Ini Penyebabnya Bisa Gagal!
KLATEN, KOMPAS.com – Banyak yang meyakini mobil dengan sistem penggerak roda belakang (RWD) lebih tangguh dan unggul saat melibas tanjakan. Kepercayaan ini bukan tanpa alasan; secara teknis, saat mobil menanjak, titik tumpu gravitasi akan bergeser ke bagian belakang, tempat roda penggerak RWD berada. Ini secara signifikan meningkatkan traksi, membuat roda mencengkeram permukaan jalan dengan lebih optimal, berbeda dengan mobil penggerak roda depan (FWD) yang lebih mudah mengalami selip dalam kondisi serupa.
Namun, anggapan bahwa mobil RWD pasti berhasil melewati setiap tanjakan adalah keliru. Meskipun memiliki keunggulan traksi, berbagai faktor lain turut berperan besar dalam menentukan keberhasilan sebuah mobil menanjak, bahkan bagi unit RWD sekalipun.
Menurut Hari, pemilik bengkel mobil Juna Speed Klaten, setidaknya ada tiga faktor utama yang bisa menggagalkan mobil RWD di tanjakan: kepiawaian pengemudi, kondisi perawatan kendaraan, dan kemiringan serta kontur medan jalan itu sendiri.
“Bila pengemudi tak mampu memperkirakan ancang-ancang yang dibutuhkan, menyesuaikan rasio percepatan, dan putaran mesin, bisa saja gagal,” ungkap Hari kepada Kompas.com pada Sabtu (31/5/2025). Kemampuan mengendalikan putaran mesin dan transmisi yang tepat adalah kunci untuk menjaga momentum dan tenaga mobil tetap prima saat melibas tanjakan curam.
Selain faktor pengemudi, perawatan kendaraan juga memegang peranan krusial. Mobil RWD yang jarang diservis cenderung memiliki performa mesin yang menurun, sehingga tenaga yang dihasilkan tidak optimal untuk menaklukkan tanjakan. “Minimal servis tiap 10.000 Km atau 6 bulan, ini akan membuat mobil selalu dalam kondisi prima,” tegas Hari. Perawatan rutin memastikan seluruh sistem pada kendaraan bekerja secara harmonis dan mendukung pencapaian performa maksimal, termasuk saat dibutuhkan tenaga ekstra di tanjakan.
Tidak kalah penting adalah kondisi medan jalan. “Kerataan jalan juga menentukan, misal ada roda penggerak yang tidak menapak dengan sempurna, maka roda akan selip, mustahil bisa menanjak,” jelas Hari. Jalanan yang tidak rata, licin, atau bahkan adanya halangan tertentu dapat mengurangi kontak roda dengan permukaan jalan, menyebabkan kehilangan traksi.
Hari menambahkan, kombinasi beberapa kondisi buruk bisa menjadi tantangan yang sangat berat. “Sudah mesinnya kecil, muatan banyak, jalan licin, jalan tidak rata, akan sulit dilewati mobil dengan fitur terbatas,” ujarnya. Ini menunjukkan bahwa bahkan mobil penggerak roda belakang pun memiliki batas kemampuannya jika berhadapan dengan medan yang ekstrem dan tidak didukung oleh kondisi optimal lainnya.
Meski demikian, Hari menegaskan kembali bahwa secara prinsip, mobil dengan sistem RWD memang cenderung memiliki traksi yang lebih baik dibandingkan FWD, membuatnya lebih piawai dalam menanjak. Namun, keunggulan ini tidak serta-merta menjamin keberhasilan jika tidak diimbangi dengan keterampilan pengemudi, perawatan kendaraan yang prima, dan kondisi jalan yang memungkinkan.