Saham Batubara Terancam Turun? Cek Rekomendasi & Prediksi Terbaru!

Avatar photo

- Penulis Berita

Minggu, 27 Juli 2025 - 19:56 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ancaman Kelesuan Kinerja Hantui Emiten Batubara: Analis dan Korporasi Beri Proyeksi Beragam di Tengah Gejolak Harga

JAKARTA – Tekanan serius membayangi kinerja emiten produsen batubara di Indonesia. Tren harga komoditas global yang terus melemah, ditambah dengan lesunya permintaan di pasar ekspor, menjadi pemicu utama meningkatnya risiko perlambatan performa keuangan sektor ini.

Indo Premier Sekuritas melalui analisnya, Reggie Parengkuan dan Ryan Winipta, memproyeksikan penurunan laba bersih emiten batubara yang signifikan pada kuartal II-2025, berkisar antara 4% hingga 50% secara kuartalan (QoQ). Angka ini bahkan berada di bawah estimasi konsensus pasar yang memprediksi penurunan laba bersih sekitar 20%-45% sepanjang tahun 2025. Pelemahan harga batubara global menjadi pendorong utama potensi koreksi kinerja ini. Data Trading Economics menunjukkan harga batubara telah terkoreksi 9,18% secara *year to date* (YtD) ke level US$ 113,75 per ton pada Jumat (25/7), meskipun sempat melambung 7,16% dalam sebulan terakhir.

Menurut Indo Premier Sekuritas, pemulihan penjualan batubara sepanjang kuartal II-2025 terbilang terbatas. Faktor curah hujan yang tinggi pada April dan Mei, serta risiko tambahan dari implementasi Harga Batubara Acuan (HBA) untuk ekspor, turut memperberat tantangan. Meski demikian, Reggie dan Ryan dalam riset mereka tertanggal 18 Juli 2025, optimistis bahwa penurunan kinerja ini telah diantisipasi pasar, seiring potensi penurunan harga batubara yang diperkirakan mulai terbatas. Mereka bahkan memprediksi adanya katalis positif dari sisi makroekonomi dan industri yang dapat menopang sektor ini.

Hingga saat ini, belum ada emiten batubara berkapitalisasi besar yang merilis laporan keuangan semester I-2025. Namun, sejumlah perusahaan telah menyampaikan pandangannya. Direktur PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), Yulius Kurniawan Gozali, mengakui bahwa fluktuasi harga batubara merupakan dinamika inheren dalam industri ini. Meskipun pasar global menghadapi tekanan, ITMG tetap melihat peluang untuk mempertahankan kinerja positif hingga akhir tahun 2025. Perusahaan terus mengedepankan efisiensi biaya, meninjau ulang belanja modal, dan mengoptimalkan operasional guna mengantisipasi pelemahan harga. ITMG bahkan belum melakukan penyesuaian target produksi dan penjualan batubara untuk tahun 2025, yang mana dalam catatan KONTAN, menargetkan volume produksi 20,8 juta ton–21,9 juta ton dan penjualan 26,3 juta ton–27,4 juta ton. Yulius menegaskan, “Kami akan terus melakukan evaluasi secara berkala terhadap perkembangan pasar ke depan.”

Senada dengan ITMG, Sekretaris Perusahaan PT Bukit Asam Tbk (PTBA), Niko Chandra, menyatakan keyakinannya bahwa PTBA tetap mampu meraih peningkatan kinerja. Keyakinan ini didasari oleh tren historis kenaikan konsumsi batubara pada musim dingin serta indikasi awal pemulihan harga batubara belakangan ini, meskipun harganya masih di bawah rata-rata semester I-2025. “Kami terus mengkaji strategi yang optimal untuk menjaga daya saing dan profitabilitas perusahaan, baik melalui efisiensi biaya maupun penguatan pasar domestik,” imbuh Niko pada Jumat (25/7).

Sementara itu, Investment Analyst Edvisor Provina Visindo, Indy Naila, menyoroti bahwa risiko perlambatan kinerja emiten batubara masih mungkin terjadi pada semester II-2025. Hal ini sangat bergantung pada kondisi permintaan di pasar global, terutama dari Tiongkok dan India yang kini sedang mengurangi impor komoditas tersebut, termasuk dari Indonesia. Meski demikian, dari sisi investasi, saham-saham di sektor ini tetap memiliki daya tarik tersendiri bagi investor. “Saham di sektor energi atau tambang menawarkan dividen yang menarik dan sekarang berada dalam valuasi murah,” tutur Indy pada Sabtu (26/7).

Dalam lanskap investasi batubara yang dinamis ini, Indy Naila menyarankan investor untuk mencermati saham ITMG, dengan target harga jangka panjang yang diprediksi mencapai level Rp 25.700 per saham. Di sisi lain, Reggie dan Ryan dari Indo Premier Sekuritas menyematkan peringkat *overweight* untuk sektor batubara secara keseluruhan. Mereka secara spesifik menjagokan saham PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI), dengan pertimbangan valuasi yang menarik, margin yang kuat, potensi imbal hasil yang atraktif, hingga sentimen program pembelian kembali (buyback) saham. Rekomendasi beli diberikan untuk saham AADI dengan target harga Rp 10.000 per saham.

Berita Terkait

Kemuning Karanganyar: Desa Wisata Impian Hadir Berkat BI & Mangkunegaran!
Asing Kabur! BBCA & ANTM Diobral Seminggu Ini: Cermati Sekarang
Kalbe Farma Lawan Produk Alkes AS: Fokus Produksi Lokal!
Orang Tua Group IPO? Intip Daftar Perusahaan yang Bakal Melantai di Bursa!
Saham Telekomunikasi Naik! Rekomendasi TLKM, ISAT, & EXCL
TKDN Bebas: Untung atau Buntung untuk Industri Lokal?
BI Fast BNI Meledak! Transaksi Kuartal II-2025 Naik 48%
CFX Cetak Rekor! Transaksi Derivatif Kripto Tembus Rp 33,54 Triliun

Berita Terkait

Minggu, 27 Juli 2025 - 22:31 WIB

Kemuning Karanganyar: Desa Wisata Impian Hadir Berkat BI & Mangkunegaran!

Minggu, 27 Juli 2025 - 22:23 WIB

Asing Kabur! BBCA & ANTM Diobral Seminggu Ini: Cermati Sekarang

Minggu, 27 Juli 2025 - 21:07 WIB

Kalbe Farma Lawan Produk Alkes AS: Fokus Produksi Lokal!

Minggu, 27 Juli 2025 - 19:56 WIB

Saham Batubara Terancam Turun? Cek Rekomendasi & Prediksi Terbaru!

Minggu, 27 Juli 2025 - 17:50 WIB

Orang Tua Group IPO? Intip Daftar Perusahaan yang Bakal Melantai di Bursa!

Berita Terbaru

Finance

Kalbe Farma Lawan Produk Alkes AS: Fokus Produksi Lokal!

Minggu, 27 Jul 2025 - 21:07 WIB