Berikut adalah artikel yang telah ditingkatkan:
Ragamharian.com Jakarta. Panggung bursa saham kembali bergairah dengan adanya perombakan besar dalam daftar saham blue chip di Indeks LQ45. Mulai besok, Jumat 1 Agustus 2025, komposisi indeks unggulan ini akan resmi berganti wajah. Pertanyaan krusialnya: di tengah dinamika ini, saham blue chip mana yang menawarkan prospek investasi paling menjanjikan?
Saham blue chip, yang dikenal sebagai saham perusahaan unggulan atau ‘lapis satu’, adalah emiten-emiten yang telah teruji rekam jejaknya di bursa efek. Mereka umumnya berasal dari perusahaan dengan fundamental yang kokoh dan memiliki kapitalisasi pasar raksasa, mencapai puluhan hingga ratusan triliun rupiah. Di Bursa Efek Indonesia (BEI), saham-saham pilihan ini menjadi tulang punggung indeks-indeks mayor seperti LQ45.
BEI secara rutin melakukan penyesuaian konstituen atau rebalancing, dan kali ini giliran Indeks LQ45 untuk periode 1 Agustus 2025 hingga 31 Oktober 2025. Berdasarkan pengumuman terbaru, dua nama besar, PT ESSA Industries Indonesia Tbk (ESSA) dan PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO), harus tereliminasi dari daftar prestisius ini. Sebagai gantinya, panggung LQ45 kini menyambut dua pemain baru: PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) dan PT Surya Citra Media Tbk (SCMA).
Mulai Besok (1/8/2025) Saham Ini Masuk Blue Chip Di BEI, Apakah Layak Dibeli?
Perombakan ini terjadi di tengah performa Indeks LQ45 yang cenderung lesu. Data statistik BEI per 29 Juli 2025 menunjukkan bahwa indeks ini telah terkoreksi 2,61% sejak awal tahun. Meskipun demikian, peluang investasi tetap terbuka lebar.
Analis riset ekuitas dari OCBC Sekuritas, Liga Maradona, tetap optimistis dan menyoroti potensi besar pada saham-saham dari sektor komoditas, khususnya emas, serta sektor konsumer non-siklikal yang menjadi penghuni indeks tersebut.
Di antara berbagai emiten yang ada, Liga secara spesifik menyebut PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) sebagai saham yang memperlihatkan kinerja cemerlang di sektornya. Sementara itu, untuk sektor konsumer non-siklikal, PT Cisarua Mountain Dairy Tbk (CMRY) dinilai sangat layak untuk dicermati.
“Kinerja keuangan mereka masih tetap solid,” ungkap Liga saat menjelaskan alasannya, pada Rabu (30/7). Ia menambahkan bahwa emiten-emiten ini mampu mempertahankan kinerja prima di tengah gempuran tekanan pasar yang terus ada.
Lebih lanjut, Liga menjelaskan mengapa komoditas emas begitu menarik: sifatnya sebagai safe haven. Ketika kondisi ekonomi atau pergerakan IHSG tak menentu, investor global cenderung beralih ke aset ini sehingga harganya tetap mendaki. Ini terbukti dengan tren kenaikan harga emas yang berangsur-angsur dalam beberapa waktu terakhir.
Tak hanya itu, produk susu dan olahan sejenis yang dihasilkan CMRY merupakan kebutuhan pokok masyarakat. Permintaan terhadap produk-produk ini cenderung stabil, bahkan ketika kondisi daya beli sedang lesu. “Ini juga ditopang oleh kebijakan stimulus oleh pemerintah untuk meningkatkan daya beli,” tambah Liga.
Dengan berbagai pertimbangan tersebut, Liga Maradona merekomendasikan investor untuk memberikan rekomendasi beli (buy) pada saham-saham di sektor konsumer non-siklikal dan material dasar, khususnya komoditas emas.
Tonton: PHK Melonjak 32% di Semester I 2025, Pemerintah Diminta Bertindak Cepat
Anggota Index LQ45 Periode Efektif 1 Agustus 2025 s.d. 31 Oktober 2025
- AADI PT Adaro Andalan Indonesia Tbk Baru
- ACES Ace Hardware Indonesia Tbk Tetap
- ADMR PT Adaro Minerals Indonesia Tbk Tetap
- ADRO ADARO ENERGY Tbk Tetap
- AKRA AKR Corporindo Tbk Tetap
- AMMN PT Amman Mineral Internasional Tbk. Tetap
- AMRT Sumber Alfaria Trijaya Tbk Tetap
- ANTM Aneka Tambang (Persero) Tbk Tetap
- ARTO PT Bank Artos Indonesia Tbk Tetap
- ASII Astra International Tbk Tetap
- BBCA Bank Central Asia Tbk Tetap
- BBNI Bank Negara Indonesia Tbk Tetap
- BBRI PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Tetap
- BBTN Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Tetap
- BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk Tetap
- BRIS PT Bank Shariah Indonesia TBK Tetap
- BRPT Barito Pacific Tbk Tetap
- CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk Tetap
- CTRA Ciputra Development Tbk Baru
- EXCL PT XL Axiata Tbk Tetap
- GOTO PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk Tetap
- ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Tetap
- INCO Vale Indonesia Tbk Tetap
- INDF Indofood Sukses Makmur Tbk Tetap
- INKP Indah Kiat Pulp & Paper Tbk Tetap
- ISAT Indosat Tbk Tetap
- ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk Tetap
- JPFA JAPFA Comfeed Indonesia Tbk Baru
- JSMR Jasa Marga Tbk Tetap
- KLBF Kalbe Farma Tbk Tetap
- MAPA PT MAP Aktif Adiperkasa Tbk. Baru
- MAPI Mitra Adiperkasa Tbk Tetap
- MBMA PT Merdeka Battery Materials Tbk Tetap
- MDKA PT Merdeka Copper Gold Tbk. Tetap
- MEDC Medco Energi Internasional Tbk Tetap
- PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk Tetap
- PGEO PT Pertamina Geothermal Energy Tbk Tetap
- PTBA Tambang Batubara Bukit Asam Tbk Tetap
- SCMA PT Surya Citra Media Tbk Baru
- SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk Tetap
- SMRA Summarecon Agung Tbk Tetap
- TLKM PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. Tetap
- TOWR Sarana Menara Nusantara Tbk Tetap
- UNTR United Tractors Tbk Tetap
- UNVR Unilever Indonesia Tbk Tetap
Saham Blue Chip Ini Dibeli Blackrock JP Morgan Vanguard, Investor Ritel Perlu Beli?