Sepang Clash 2015: Marquez Tidak Hormati Rossi? Fakta Sebenarnya!

Avatar photo

- Penulis Berita

Minggu, 27 Juli 2025 - 12:14 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Sorotan Tajam Loris Reggiani: Dari Kekecewaan pada Bagnaia hingga Kontroversi ‘Sepang Clash 2015’ Rossi-Marquez

Mantan pembalap Grand Prix, Loris Reggiani, kembali mencuri perhatian dengan pandangan blak-blakannya mengenai dinamika Kejuaraan Dunia MotoGP terkini. Dalam wawancaranya dengan media Italia Fanpage, Reggiani tidak hanya mengungkapkan kekecewaannya terhadap performa Francesco Bagnaia, namun juga menyoroti ikatan unik Fabio Quartararo dengan Yamaha, dan yang paling hangat, insiden legendaris ‘Sepang Clash 2015’ antara Marc Marquez dan Valentino Rossi yang masih menyisakan perdebatan.

Sorotan utama Reggiani tertuju pada Juara Dunia bertahan, Francesco Bagnaia dari tim Ducati Lenovo. Ia menilai performa Bagnaia, khususnya saat berhadapan dengan Marc Marquez, tampak berada di bawah tekanan. “Saya pikir Bagnaia mengalami tekanan internal, terutama dari rekan setimnya. Marc Marquez sangat cepat dan konsisten di mana pun dia berada,” ungkap Reggiani, seperti dikutip dari MotoSan. Kekecewaan Reggiani bukan hanya karena Bagnaia tidak meraih kemenangan, melainkan karena Pecco, sapaan akrabnya, bahkan kesulitan untuk finis di posisi kedua, sebuah indikasi yang menurut Reggiani cukup mengecewakan.

Selain itu, Reggiani juga menyatakan kekagumannya terhadap performa mengejutkan tim satelit Ducati, Gresini Racing. Ia menyoroti bagaimana tim yang dipimpin Nadia Padovani ini, dengan pebalap Alex Marquez, berhasil menampilkan performa menawan, bahkan dinilai lebih baik dari tim VR46 yang notabene seharusnya menjadi acuan utama tim satelit Ducati. “Tim Gresini terbukti sangat siap, serius, dan dihuni oleh individu-individu yang kompeten,” pujinya, merujuk pada skuad yang diperkuat Alex Marquez dan pebalap *rookie* Fermín Aldeguer.

Beralih ke Fabio Quartararo, meskipun Yamaha sedang dalam masa sulit, Reggiani mengungkapkan kekagumannya terhadap ikatan emosional pebalap berjuluk ‘El Diablo’ itu dengan timnya. “Saya sangat menyukai Quartararo, saya adalah orang yang romantis dalam melihat olahraga ini. Saya senang ketika seorang pembalap begitu identik dengan sebuah merek,” kata Reggiani. Menurutnya, meskipun belum kembali ke performa puncak, sinyal-sinyal positif mulai terlihat dari Quartararo, seperti beberapa *pole position* dan podium di balapan Sprint, meskipun ia mengakui masih terlalu dini untuk menyebut Quartararo sebagai yang terbaik.

Namun, tidak ada pembahasan yang lebih memantik perhatian selain komentar Reggiani tentang insiden legendaris ‘Sepang Clash 2015’ antara Marc Marquez dan Valentino Rossi. Kontroversi yang terjadi hampir satu dekade lalu ini, menurutnya, telah mengubah segalanya dalam dunia balap motor.

Reggiani dengan tegas menyatakan bahwa musim 2015 adalah titik balik yang krusial, terutama bagi citra Marc Marquez. “Musim itu benar-benar mengubah segalanya. Marc Marquez tidak menunjukkan rasa hormat kepada dunia balap motor, musim itu seolah mendiskualifikasinya sebagai seorang pria,” aku Reggiani. Meski secara pribadi ia mengaku lebih menyukai gaya balap Marquez dan mengagumi bakatnya yang mampu menempatkan semua pebalap lain di bawah bayang-bayang kedatangannya, Reggiani merasa bahwa ‘Marc sang pria’ telah kehilangan banyak hal. Ia menambahkan, “Tidak heran jika para penggemar di Italia terus mencemoohnya. Seharusnya cukup baginya untuk meminta maaf, bahkan setelah hampir sepuluh tahun berlalu.”

Melengkapi pandangannya, Reggiani juga membela Valentino Rossi, menegaskan bahwa ‘The Doctor’ tidak pernah melakukan tindakan tidak sportif seperti menendang Marc Marquez dalam insiden tersebut. “Rossi tidak pernah menendang Marquez, bahkan Dorna sendiri tidak menganggapnya demikian,” tegas Reggiani. Ia menambahkan, secara fisik mustahil bagi seseorang untuk mendorong motor seberat 150 kilogram yang sedang melaju. Lebih lanjut, Reggiani berpendapat bahwa Rossi sebenarnya pantas meraih gelar Juara Dunia MotoGP 2015. Meskipun Jorge Lorenzo memenangkan lebih banyak Grand Prix, Rossi menunjukkan konsistensi luar biasa dan memimpin klasemen dari balapan pertama hingga jelang akhir musim. Reggiani menyoroti pengakuan Lorenzo sendiri pasca-Valencia yang mengindikasikan adanya “kontribusi” dalam perebutan gelar tersebut. “Jika saja tiga balapan terakhir berjalan normal, Rossi pasti akan memenangkan Kejuaraan Dunia di usia 36 tahun,” pungkas Reggiani.

Berita Terkait

Taktik Kejutan Slot: 2 Gelandang Liverpool Dipoles Jadi Bek Andal!
Klub Indonesia Santai, Sindir Rumor Transfer Messi?
Donnarumma ke MU? Gantikan Onana, Manjakan Amorim!
Fajar/Alfian vs. Final China Open 2025: Pertempuran Sengit!
Erick Thohir ‘Main Keras’ di ASEAN Cup U-23, Vietnam Sindir Final!
China Open 2025: Tuan Rumah Sapu Bersih Gelar Juara!
Shayne Pattynama Menggila! Timnas Indonesia Libas Thailand, Nasionalisme Membara
Untung Gede! Barcelona Jual Pemain Pelapis ke Braga

Berita Terkait

Minggu, 27 Juli 2025 - 17:42 WIB

Taktik Kejutan Slot: 2 Gelandang Liverpool Dipoles Jadi Bek Andal!

Minggu, 27 Juli 2025 - 15:30 WIB

Donnarumma ke MU? Gantikan Onana, Manjakan Amorim!

Minggu, 27 Juli 2025 - 15:09 WIB

Fajar/Alfian vs. Final China Open 2025: Pertempuran Sengit!

Minggu, 27 Juli 2025 - 13:10 WIB

Erick Thohir ‘Main Keras’ di ASEAN Cup U-23, Vietnam Sindir Final!

Minggu, 27 Juli 2025 - 12:21 WIB

China Open 2025: Tuan Rumah Sapu Bersih Gelar Juara!

Berita Terbaru

Politics

PDI-P Ditarget 7 Persen di 2029? Ada yang Berkompromi?

Minggu, 27 Jul 2025 - 16:47 WIB

Public Safety And Emergencies

American Airlines Terbakar! Evakuasi Darurat, Penumpang Panik

Minggu, 27 Jul 2025 - 16:26 WIB

Politics

Korupsi Jumbo Dilewatkan? PDIP Singgung Kriminalisasi

Minggu, 27 Jul 2025 - 16:19 WIB