Ragamharian.com – Jakarta – Serangan terhadap tiga fasilitas nuklir Iran, termasuk Fordo, telah menimbulkan kekhawatiran internasional. Pada Minggu, 22 Juni 2025, Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) memastikan belum ada peningkatan tingkat radiasi di luar lokasi-lokasi yang telah dilaporkan. Namun, pengawas nuklir PBB tersebut menyatakan akan terus memantau situasi dan memberikan penilaian lebih lanjut seiring dengan ketersediaan informasi tambahan melalui platform X.
Menyusul serangan udara yang dilancarkan Amerika Serikat, Direktur Jenderal IAEA, Rafael Mariano Grossi, mengumumkan rencana pertemuan darurat Dewan Gubernur IAEA pada Senin, 23 Juni 2025. Keputusan ini diambil mengingat urgensi situasi yang berkembang di Iran. Dalam postingan di X, Grossi menekankan pentingnya pertemuan tersebut untuk membahas perkembangan terkini.
Ketegangan di kawasan meningkat tajam setelah Presiden AS Donald Trump mengklaim bahwa serangan udara Amerika Serikat terhadap fasilitas nuklir Iran sangat berhasil. Peristiwa ini memicu kekhawatiran akan eskalasi konflik yang lebih luas di Timur Tengah.
Konflik bermula pada 13 Juni 2025, ketika Israel melancarkan serangan udara terhadap sejumlah lokasi di Iran, termasuk fasilitas militer dan nuklir. Serangan ini kemudian dibalas oleh Iran.
Akibat serangan tersebut, otoritas Israel melaporkan sedikitnya 25 korban jiwa dan ratusan luka-luka akibat serangan rudal balasan Iran. Sementara itu, Kementerian Kesehatan Iran melaporkan angka korban yang jauh lebih tinggi, yaitu 430 orang meninggal dunia dan lebih dari 3.500 luka-luka akibat serangan Israel.
Pilihan Editor: Iran akan Tempuh Jalur Hukum Usai AS Serang 3 Lokasi Nuklirnya