Kalbe Farma (KLBF): Prospek Positif di Tengah Tantangan Ekonomi
PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) menunjukkan kinerja yang solid di tengah tantangan pelemahan daya beli dan harga bahan baku yang tinggi. Meskipun menghadapi hambatan ini, analis tetap optimis terhadap prospek perusahaan di masa mendatang. Pertumbuhan yang signifikan di beberapa sektor dan strategi manajemen yang efektif menjadi kunci keberhasilan Kalbe Farma.
Kinerja kuartal I 2025 menunjukkan pertumbuhan pendapatan sebesar 5,74% (year on year/yoy) mencapai Rp 8,84 triliun. Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan volume penjualan dan penyesuaian harga jual rata-rata (ASP) beberapa produk, terutama selama bulan Ramadan. Segmen kesehatan konsumen mencatatkan pertumbuhan yang luar biasa, melonjak 32,3% secara kuartalan menjadi Rp 1,36 triliun, didorong oleh tingginya permintaan produk antasida. Sementara itu, penjualan obat resep tumbuh 13% yoy mencapai Rp 2,5 triliun, didukung oleh kontribusi signifikan dari produk onkologi dan biologis.
Keberhasilan Kalbe Farma juga tercermin dari ekspansi margin kotor menjadi 41,6% dan efisiensi beban operasional yang menurunkan rasio *opex to sales* menjadi 25,9%. Kontribusi laba dari entitas asosiasi, Livzon Pharma, sebesar Rp 16 miliar turut memperkuat kinerja keuangan perusahaan.
Investment Analyst Edvisor Profina Visindo, Indy Naila, menekankan kemampuan Kalbe Farma dalam menjaga margin profitabilitas di angka 9%-12%. Hal ini dimungkinkan berkat ekspansi di segmen alat kesehatan dan farmasi, serta pengelolaan biaya operasional yang efisien. Indy juga melihat potensi peningkatan margin kotor melalui joint venture di China yang dapat mengurangi risiko gangguan rantai pasokan (*supply chain disruptions*) dan menekan biaya impor.
Analis Panin Sekuritas, Sarkia Adelia, menambahkan bahwa segmen farmasi tetap menjadi tulang punggung pertumbuhan Kalbe Farma. Peningkatan ASP, ekspansi volume, penetrasi pasar ekspor, dan komersialisasi produk bioteknologi seperti stem cell dan sekretom menjadi pendorong utama. Dua fasilitas radiofarmaka yang akan beroperasi tahun ini juga diproyeksikan akan memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan perusahaan.
Ketahanan Kalbe Farma terhadap volatilitas rupiah juga menjadi poin penting. Dengan cadangan kas dolar Amerika Serikat (AS) sebesar US$ 52 juta dan aset bersih US$ 40 juta, eksposur terhadap pelemahan rupiah dinilai minimal. Menurut Sarkia, pelemahan Rp 100 per dolar AS hanya berdampak sekitar 0,1% terhadap margin perusahaan.
Melihat prospek yang positif dan strategi yang terukur, Indy Naila merekomendasikan strategi *buy on weakness* untuk saham KLBF dengan target harga Rp 1.700 – Rp 1.800. Sarkia Adelia juga merekomendasikan *buy* dengan target harga Rp 1.750. Kesimpulannya, meskipun menghadapi tantangan ekonomi, Kalbe Farma menunjukkan kinerja keuangan yang kuat dan prospek yang menjanjikan di masa depan.