Pesta Ulang Tahun Lamine Yamal Picu Badai Kontroversi: Penggunaan Individu Dwarfisme sebagai Hiburan Dikecam Keras
Pesta perayaan ulang tahun ke-18 bintang muda FC Barcelona, Lamine Yamal, mendadak menjadi sorotan tajam dan memicu kontroversi luas. Laporan yang beredar menyebutkan adanya penggunaan individu dengan dwarfisme atau orang kerdil sebagai bentuk hiburan dalam acara tersebut, yang kemudian menuai kecaman sengit dari berbagai pihak.
Dilansir dari laman Bein Sports pada Selasa (15/7), acara mewah yang diselenggarakan di Masia Alcázar del Garraf tersebut dihadiri oleh lebih dari 250 tamu. Namun, euforia perayaan tersebut dengan cepat berubah menjadi polemik setelah publik dan komunitas penyandang disabilitas di Spanyol melayangkan kritik keras.
Asosiasi ADEE (Asosiasi untuk Penyandang Akondroplasia dan Displasia Skeletal) adalah salah satu pihak yang paling vokal mengecam insiden ini. Mereka dengan tegas menyatakan bahwa tindakan mempekerjakan penyandang dwarfisme sebagai objek hiburan merupakan pelanggaran serius terhadap martabat manusia dan sekaligus melanggar hukum yang berlaku di Spanyol.
Lebih lanjut, ADEE menegaskan bahwa praktik tersebut bertentangan dengan Undang-Undang Umum tentang Hak-Hak Penyandang Disabilitas, yang secara eksplisit melarang segala bentuk eksploitasi berdasarkan disabilitas.
Presiden ADEE, Carolina Puente, turut angkat bicara mengenai insiden ini. Ia menegaskan bahwa keterlibatan seorang tokoh publik seperti Lamine Yamal dalam kejadian ini secara signifikan menambah dampak negatif di tingkat sosial.
Puente bahkan menyebut tindakan tersebut “tidak dapat ditoleransi.” Menurutnya, figur publik memiliki tanggung jawab moral yang besar untuk menjadi teladan dalam mendorong penghormatan dan inklusi sosial, bukan justru memperkuat stigma atau memicu diskriminasi terhadap kelompok rentan.
Situasi ini tak pelak memunculkan potensi dampak serius terhadap reputasi Lamine Yamal, yang baru saja menandatangani kontrak jangka panjang dengan FC Barcelona dan dipercaya mengenakan nomor punggung 10, sebuah warisan sakral para legenda klub.
Publik dan media kini secara terbuka mempertanyakan kedewasaan serta kesadaran sosial sang pemain muda, yang selama ini dielu-elukan sebagai simbol masa depan sepak bola Spanyol. Insiden ini seolah menguji integritasnya di luar lapangan hijau.
Hingga saat ini, pihak Lamine Yamal dan perwakilannya belum memberikan pernyataan resmi terkait kontroversi ini. Meskipun demikian, desakan publik dan tekanan dari media sosial terus meningkat, menuntut penjelasan dan pertanggungjawaban.
Keterlibatan Yamal dalam acara yang dinilai kontroversial ini dipercaya dapat merusak citra profesionalnya, terutama di tengah upaya Barcelona membangun kembali identitas tim melalui generasi muda. Tak hanya itu, sponsor dan mitra klub juga diyakini tengah memantau perkembangan situasi dengan cermat, mengingat sensitivitas isu yang berkaitan dengan disabilitas dan hak asasi manusia.
ADEE sendiri telah mengumumkan niatnya untuk menempuh jalur hukum dan menggalang dukungan sosial yang lebih luas demi menuntut akuntabilitas atas insiden ini.
Dengan reputasi Lamine Yamal yang kini mulai tercoreng, insiden ini menjadi peringatan penting bagi setiap atlet profesional. Kesalahan di luar lapangan, terutama di era digital yang penuh pengawasan publik seperti sekarang, dapat membawa konsekuensi berat dan merusak perjalanan karier seorang atlet.