Strategi Portofolio Juli 2025: Optimalkan Investasi di Tengah Ketidakpastian

Avatar photo

- Penulis Berita

Senin, 30 Juni 2025 - 21:29 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Prospek Investasi Juli 2025: IHSG dan Emas Melemah di Tengah Bayang-bayang Ketidakpastian Global, Ini Strategi Alokasi Aset yang Disarankan Ahli

Memasuki bulan Juli 2025, pasar keuangan global kembali dihadapkan pada dinamika sentimen yang kompleks, menuntut pelaku pasar untuk jeli dalam mencermati arah kinerja aset investasi. Meskipun beberapa indikator menunjukkan perbaikan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan harga emas justru menunjukkan tren pelemahan yang mengejutkan, mengindikasikan bahwa ketidakpastian masih menjadi bayang-bayang utama.

Djoko Soelistyo, Head of Investment & Insurance Product, Consumer Banking Group Bank DBS Indonesia, menjelaskan bahwa sepanjang sebulan terakhir, pasar keuangan global sejatinya telah bergerak positif. Hal ini didorong oleh membaiknya hubungan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China, meredanya ketegangan di Timur Tengah, serta pelemahan nilai tukar dolar AS. Ekspektasi akan pemangkasan suku bunga The Fed juga turut memicu reli aset global lintas kelas, mulai dari mata uang, obligasi, hingga saham.

Namun demikian, di tengah optimisme tersebut, IHSG dan harga emas justru menunjukkan performa yang kontradiktif. Djoko mencatat bahwa hingga Senin (30/6), IHSG terkoreksi 3,46% secara bulanan, diiringi arus keluar dana asing yang mencapai Rp 7,94 triliun per 26 Juni. Kondisi ini mencerminkan kehati-hatian investor dalam menghadapi volatilitas yang tinggi di pasar domestik.

Demikian pula dengan harga emas, yang mulai terkoreksi setelah sempat menguat signifikan sekitar 25% sejak awal tahun. Koreksi ini dipicu oleh aksi ambil untung investor dan revisi ekspektasi pasar terhadap pemangkasan suku bunga global. Tercatat, harga emas logam mulia Antam telah terkoreksi 0,42% dalam sebulan ke level Rp 1.880.000 per gram pada Senin (30/6), seiring dengan penguatan tipis emas spot 0,25% ke level US$ 3.296 per ons troi dalam periode yang sama. Menurut Djoko, pelemahan ini menggarisbawahi bahwa pasar masih dihantui oleh ketidakpastian tinggi, baik dari sisi geopolitik maupun arah kebijakan ekonomi global.

Di sisi lain, nilai tukar dolar AS juga mengalami tekanan signifikan. Meskipun sempat menguat pasca kemenangan Presiden AS Donald Trump, *greenback* kembali melemah akibat kekhawatiran terhadap dampak kebijakan tarif terhadap perekonomian AS. Fenomena de-dolarisasi global serta defisit fiskal yang membengkak turut menekan posisi dolar sebagai aset *safe haven*, mendorong investor untuk mencari alternatif.

Dalam kondisi ini, Djoko menyarankan investor untuk memerhatikan potensi mata uang lain seperti Euro dan Yuan sebagai pilihan diversifikasi. Euro tetap menjadi mata uang global kedua setelah dolar, sementara Yuan semakin diperhitungkan seiring dengan meluasnya pengaruh ekonomi China di kancah global. Diversifikasi mata uang dapat menjadi strategi mitigasi risiko di tengah fluktuasi nilai tukar.

Untuk strategi alokasi aset, Djoko merekomendasikan pendekatan “strategi barbel”. Pendekatan ini mengombinasikan obligasi sebagai aset yang likuid dan defensif dengan saham sebagai aset bertumbuh, bertujuan untuk menyeimbangkan antara risiko dan peluang. Pendekatan ini memungkinkan investor untuk tetap fleksibel dan responsif terhadap perubahan kondisi pasar.

Secara spesifik, untuk jangka pendek tiga bulan, fokus alokasi aset sebaiknya tertuju pada obligasi dan emas yang cenderung lebih stabil. Sementara itu, untuk jangka menengah hingga dua belas bulan, kombinasi saham unggulan, emas, dan obligasi menjadi pilihan utama untuk mengoptimalkan potensi pengembalian investasi sekaligus menjaga stabilitas portofolio.

Adapun sentimen utama yang perlu dicermati investor selama Juli 2025 meliputi tenggat pembahasan tarif AS pada 9 Juli, dinamika geopolitik di Ukraina dan Timur Tengah yang masih bergejolak, arah kebijakan suku bunga global, serta stimulus ekonomi lanjutan dari pemerintah Tiongkok. Semua faktor ini akan menjadi penentu krusial bagi pergerakan pasar keuangan ke depan.

Mengingat sifat pasar yang sangat dinamis, Djoko menekankan pentingnya bagi investor untuk terus memperbarui informasi dan menyesuaikan portofolio secara berkala. Kewaspadaan dan adaptasi menjadi kunci untuk menghadapi tantangan dan meraih peluang di tengah kompleksitas sentimen global pada bulan Juli 2025 ini.

Berita Terkait

PPATK Blokir Rekening Tanpa Bukti? Celios Kritik Keras!
SMGR: Laba Semen Indonesia Melonjak Rp 40 Miliar di Semester I-2025!
Kominfo & PPATK Sikat Judi Online: Rekening Diblokir!
IHSG Hari Ini 1 Agustus: Melesat! BRPT, TOWR, MBMA Raja Saham LQ45
BURUAN! Saham Pilihan Asing Diborong di Akhir Juli 2025
Tarif AS Ancam IHSG Agustus 2025: Waspada Investor!
Rekening Dormant Diblokir? Ini Kata Kepala PPATK Soal Kontroversi!
PPATK Bekukan Rekening Dormant? Dasco: Selamatkan Uang Nasabah!

Berita Terkait

Jumat, 1 Agustus 2025 - 11:14 WIB

PPATK Blokir Rekening Tanpa Bukti? Celios Kritik Keras!

Jumat, 1 Agustus 2025 - 11:00 WIB

SMGR: Laba Semen Indonesia Melonjak Rp 40 Miliar di Semester I-2025!

Jumat, 1 Agustus 2025 - 09:50 WIB

Kominfo & PPATK Sikat Judi Online: Rekening Diblokir!

Jumat, 1 Agustus 2025 - 09:36 WIB

IHSG Hari Ini 1 Agustus: Melesat! BRPT, TOWR, MBMA Raja Saham LQ45

Jumat, 1 Agustus 2025 - 08:54 WIB

BURUAN! Saham Pilihan Asing Diborong di Akhir Juli 2025

Berita Terbaru

Sports

Chelsea Nego Garnacho! 2 Pemain Ditawarkan ke Man United?

Jumat, 1 Agu 2025 - 12:38 WIB

Society Culture And History

Indomaret Tak Ada di Padang? Ini 3 Alasan Mengejutkannya!

Jumat, 1 Agu 2025 - 11:43 WIB