Dari layar lebar hingga ke meja gambar, perjalanan film superhero penuh lika-liku. Genre yang selalu mendominasi box office dunia, termasuk Indonesia, ini ternyata menyimpan banyak kisah di balik layar, termasuk proyek-proyek ambisius yang harus kandas sebelum waktunya. Mari kita telusuri sepuluh film superhero yang batal dirilis, meninggalkan para penggemar dengan rasa penasaran yang tak terpadamkan.
Salah satu proyek yang paling mengecewakan adalah Spider-Man 4 arahan Sam Raimi, yang seharusnya menghiasi bioskop pada 2011. Namun, kritikan pedas terhadap Spider-Man 3 memaksa Raimi mundur, dan Sony Pictures pun memilih untuk melakukan reboot dengan *The Amazing Spider-Man* (2012). Kegagalan tersebut menjadi bukti betapa pentingnya penerimaan kritikus dan penonton dalam keberlangsungan sebuah franchise.
Nasib serupa juga dialami *Batman Unchained*. Setelah kegagalan *Batman & Robin* (1997), Warner Bros. membatalkan proyek yang direncanakan menampilkan Scarecrow sebagai antagonis utama ini. Proyek ini batal dirilis pada tahun 2000 dan menandai jeda panjang bagi film Batman sebelum akhirnya *Batman Begins* (2005) memulai babak baru.
Alam semesta DC Extended Universe (DCEU) juga tak luput dari kegagalan. *Justice League Part II*, sekuel dari *Justice League* (2017), menjadi korban dari ekspektasi penggemar yang tak terpenuhi. Kegagalan ini berdampak domino, membatalkan rencana rilis setelah beberapa film solo DCEU, dan meninggalkan alur cerita yang terputus.
Bukan hanya film besar, proyek-proyek berfokus pada karakter pendukung pun tak luput dari pembatalan. *Deathstroke*, yang sempat dijanjikan film solonya setelah kemunculan di *post-credit scene Justice League*, akhirnya kandas bersamaan dengan ketidakjelasan masa depan DCEU. Gareth Evans, sutradara yang digadang-gadang untuk menggarap film ini, pun harus mengubur mimpinya.
*X-Men Origins: Magneto*, film solo yang direncanakan 20th Century Fox, juga bernasib serupa. Respons negatif terhadap *X-Men Origins: Wolverine* (2009) memaksa studio untuk mengubur proyek ini, dan gantinya, mereka menghadirkan *X-Men: First Class* (2011), yang mengisahkan kisah awal Magneto dan Professor X.
Bahkan sebelum Sam Raimi, James Cameron hampir saja menyutradarai film Spider-Man. Dengan Edward Furlong sebagai Peter Parker, proyek ini kandas karena Marvel menjual lisensi Spider-Man kepada Sony Pictures. Sebuah kemungkinan alternatif yang menarik untuk dibayangkan.
DCEU kembali hadir dalam daftar dengan pembatalan *Man of Steel 2*. Ketidakjelasan masa depan DCEU dan mundurnya Henry Cavill sebagai Superman menjadi penyebabnya, meninggalkan penggemar Superman dengan rasa kecewa.
*Cyborg*, karakter yang diperkenalkan di *Justice League*, juga harus rela film solonya dibatalkan. Prioritas Warner Bros. pada karakter lain seperti Shazam dan Black Adam membuat proyek ini terabaikan.
*The Amazing Spider-Man 3*, yang seharusnya menampilkan Scorpion sebagai musuh utama, dibatalkan setelah kekecewaan yang ditimbulkan oleh *The Amazing Spider-Man 2* (2014). Keputusan ini akhirnya membawa Spider-Man ke Marvel Cinematic Universe (MCU).
Terakhir, *Power Rangers 2*, sekuel dari reboot film *Power Rangers* (2017), gagal mendapatkan lampu hijau karena performa box office yang kurang memuaskan. Kehadiran Ranger keenam, Tommy Oliver, di akhir film pertama pun hanya menjadi janji yang tak terwujud.
Banyaknya proyek film superhero yang dibatalkan ini membuktikan bahwa kesuksesan sebuah film tidak hanya bergantung pada ide cerita yang menarik, tetapi juga pada berbagai faktor lain, termasuk penerimaan penonton dan keputusan strategis studio film. Film-film mana lagi yang menurut Anda seharusnya dirilis?