Pengamanan Ketat dan Antusiasme Tinggi Warnai Laga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Indonesia vs China di SUGBK
KEBAYORAN BARU – Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) Senayan, Jakarta Pusat, bersiap menjadi saksi bisu duel krusial antara Timnas Indonesia dan China dalam laga kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia. Pertandingan yang dijadwalkan pada Kamis, 5 Juni 2025, malam ini, akan diamankan oleh ribuan aparat gabungan demi menjamin kelancaran dan ketertiban.
Total 3.270 personel gabungan, terdiri dari 2.678 personel Polda Metro Jaya, 254 jajaran polres, serta 338 personel dari TNI dan Pemerintah Provinsi Jakarta, siap siaga. Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi menegaskan bahwa strategi pengamanan akan mengedepankan tindakan preemtif dan preventif. Langkah ini diambil untuk memastikan lingkungan yang aman dan kondusif bagi seluruh elemen yang terlibat, mulai dari pemain, ofisial, panitia, hingga para penonton.
Dalam upaya menjaga ketertiban, pihak keamanan mengimbau para suporter yang hadir di SUGBK untuk datang lebih awal guna menghindari kemacetan dan menjaga ketertiban selama pertandingan berlangsung. Peringatan keras juga disampaikan agar penonton tidak membawa senjata tajam, minuman keras, atau barang terlarang lainnya ke dalam area stadion.
Fenomena Suporter Wanita Timnas Indonesia: Antara Loyalitas dan Stigma FOMO
Di tengah persiapan laga akbar ini, geliat antusiasme para pendukung Timnas Indonesia kian terasa, terutama dari kalangan wanita yang jumlahnya melonjak drastis. Kehadiran kaum hawa terlihat jelas, baik yang datang langsung ke stadion maupun yang aktif menunjukkan dukungannya di media sosial. Namun, fenomena ini turut diiringi oleh munculnya stigma “FOMO” (Fear of Missing Out) alias sekadar ikut-ikutan tren.
Lantas, benarkah demikian? Dan bagaimana tanggapan para suporter wanita ini? Pada Rabu, 4 Mei 2025, malam, saat skuad asuhan Patrick Kluivert menggelar latihan, area GBK dipenuhi suporter wanita yang antusias menunggu di depan pintu stadion. Mereka berharap bisa melihat sekilas sosok Jay Idzes dan kawan-kawan saat pemain masuk dan keluar area GBK dengan bus tim.
Sita (24), seorang suporter wanita asal Depok, Jawa Barat, mengaku tidak ambil pusing dengan cap “fans fomo” tersebut. Baginya, setiap individu memiliki caranya sendiri dalam mencintai Timnas Indonesia. “It’s okay aja gapapa karena kan setiap orang itu beda-beda. Ada yang emang fomo karena baru ngikutin atau emang karena baru tahu karena sekarang kan pemainnya itu wah banget ya, banyak yang ganteng yang dari luar,” ujarnya santai.
Sita sendiri merasa ada sedikit nuansa FOMO dalam dukungannya saat ini. Ia mengaku sudah mengikuti sepak bola sejak lama, namun baru mulai secara detail bahkan menonton langsung ke stadion ketika Timnas Indonesia berhasil melaju ke babak kualifikasi ketiga. “Jadi aku 50:50 sih. Suka juga tapi agak fomo juga,” tuturnya jujur. Ketika ditanya tentang pemain favoritnya, Sita tanpa ragu menyebut nama Calvin Verdonk, memujinya karena “dari awal sampai akhir pertandingan itu dia kuat banget. Selalu ada dimana-mana.”
Perjuangan Mendapatkan Tiket Nonton yang Penuh Drama
Sita adalah salah satu dari sedikit suporter yang beruntung mendapatkan tiket untuk menyaksikan langsung duel Timnas Indonesia melawan China di SUGBK. Namun, ia mengakui bahwa mendapatkan tiket kali ini membutuhkan perjuangan ekstra. Menurutnya, pengalaman “war tiket” untuk laga melawan China jauh lebih sulit dibandingkan pertandingan kandang Timnas Indonesia sebelumnya. Berulang kali ia harus menghadapi kegagalan saat mencoba mengakses situs penjualan tiket.
“Ini lebih susah dibandingkan sama match yang sebelum-sebelumnya. Karena mungkin bener-bener excited banget semua orang,” kata Sita, menggambarkan tingginya animo publik. Beruntungnya, dalam ‘perang’ tiket tersebut, Sita berhasil mendapatkan satu kursi di kategori tribun atas atau *upper*.
Dengan tiket di tangan, Sita pun optimis. Ia memprediksi skuad Garuda akan mampu mengalahkan China dengan skor 2-0. Harapannya, gol-gol kemenangan akan dicetak oleh Ole Romeny dan satu lagi dari pemain lokal, demi menjaga asa Timnas Indonesia lolos ke Piala Dunia 2026.
