Sebuah insiden penerbangan yang mengguncang kembali terjadi di India pada Kamis (12/6/2025) ketika pesawat Air India jatuh tak lama setelah lepas landas dari kota Ahmedabad di India barat. Kecelakaan fatal yang menuju bandara Gatwick London ini menambah daftar panjang tragedi udara yang pernah melanda negara tersebut, termasuk tabrakan di udara di atas New Delhi pada tahun 1996 yang menewaskan hampir 350 orang, dan kecelakaan Air India Express tahun 2010 di Mangalore yang menewaskan 158 dari 166 penumpang dan awak di dalamnya.
Upaya evakuasi dan identifikasi korban segera dilakukan pascakecelakaan pesawat Air India ini. Wakil Komisaris Polisi Kanan Desai mengonfirmasi bahwa 265 jenazah telah ditemukan hingga kini, sebuah angka yang mengindikasikan bahwa setidaknya 24 jiwa melayang di darat. Jumlah korban ini masih bisa bertambah seiring penemuan lebih banyak bagian tubuh di lokasi kejadian.
Meskipun demikian, para ahli penerbangan menegaskan terlalu dini untuk menyimpulkan penyebab pasti kecelakaan pesawat Air India ini. Jason Knight, dosen senior mekanika fluida di Universitas Portsmouth, seperti dikutip AFP, berpendapat bahwa meski pesawat dirancang untuk tetap terbang dengan satu mesin, “kemungkinan besar penyebab kecelakaan itu adalah kegagalan mesin ganda.” Ia menambahkan, “Kemungkinan besar penyebab kegagalan mesin ganda adalah tabrakan dengan burung,” sebuah skenario yang seringkali menjadi ancaman tak terduga bagi pesawat.
Insiden tragis ini terjadi di tengah laju pertumbuhan pesat industri penerbangan India. Berkat pertumbuhan ekonomi dan jumlah populasi 1,4 miliar jiwa, India kini menempati posisi keempat sebagai pasar penerbangan terbesar di dunia, baik untuk rute domestik maupun internasional. Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) bahkan memprediksi India akan melesat menjadi pasar penerbangan terbesar ketiga dalam satu dekade mendatang, menyoroti tantangan sekaligus urgensi peningkatan standar keamanan.
Menurut Air India, pesawat nahas tersebut membawa 169 penumpang berkewarganegaraan India, 53 warga Inggris, tujuh warga Portugis, dan seorang warga Kanada, ditambah 12 awak pesawat. Total 242 orang berada di dalam pesawat saat kejadian, dan secara ajaib, satu penumpang berhasil selamat dari insiden mengerikan ini. Untuk mengidentifikasi korban secara akurat, Menteri Dalam Negeri Amit Shah menyatakan bahwa jumlah resmi korban tewas baru akan diumumkan setelah proses pengujian DNA rampung. Sampel DNA bahkan akan diambil dari anggota keluarga korban yang berdomisili di luar negeri guna memastikan validitas identifikasi.