Trump Serang Nuklir Iran: Motif Terungkap & Dampak Global!

Avatar photo

- Penulis Berita

Selasa, 24 Juni 2025 - 20:00 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ragamharian.com – , Jakarta – Sebuah langkah drastis diambil oleh Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, ketika ia memerintahkan pengeboman terhadap tiga lokasi yang diklaim sebagai fasilitas nuklir di Iran pada Sabtu malam, 21 Juni 2025. Serangan ini, diumumkan Trump melalui platform Truth Social, diklaim telah “menghancurkan” fasilitas-fasilitas penting di Fordow, Isfahan, dan Natanz. Insiden ini secara signifikan memperburuk eskalasi konflik yang memanas antara Israel dan Iran, menandai titik balik yang genting dalam ketegangan regional.

Trump tidak berhenti di sana; ia mengancam akan melancarkan lebih banyak serangan untuk melumpuhkan kapasitas pengayaan nuklir Iran jika Teheran enggan “berdamai.” Iran, di sisi lain, mengakui serangan tersebut, namun menegaskan bahwa personelnya yang bekerja di lokasi nuklir telah berhasil dievakuasi sebelum pengeboman. Serangan AS ini terjadi lebih dari sepekan setelah Israel melancarkan serangan mendadak ke Iran, yang kemudian dibalas Teheran dengan serangkaian serangan rudal, memicu aksi saling serang yang telah menelan ratusan korban di kedua belah pihak. Di tengah ketegangan ini, timbul pertanyaan mendesak: Apa alasan sesungguhnya di balik keputusan Donald Trump menyerang fasilitas nuklir di Iran?

Alasan Donald Trump Serang Iran

Melansir Hindustan Times, keputusan Trump untuk menyerang Iran bermula dari kegagalan upaya diplomatik yang ia koordinasikan dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan di sela-sela KTT G7 di Kanada. Trump telah berupaya mengatur pembicaraan potensial antara pejabat AS dan Iran di Istanbul, bahkan bersedia mengirim Wakil Presiden J.D. Vance dan utusan Gedung Putih Steve Witkoff, atau bahkan hadir sendiri. Namun, inisiatif ini kandas karena Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei tidak dapat dihubungi, dan situasi menjadi semakin tidak memungkinkan setelah serangan udara Israel yang membuat perjalanan pejabat Iran terlalu berbahaya.

Seiring berjalannya waktu, Trump menyadari bahwa terobosan diplomatik tidak akan tercapai. Ia kemudian memerintahkan Pentagon untuk menyusun rencana serangan. Pada hari Jumat, setelah sempat mempertimbangkan penundaan, Trump akhirnya memberi lampu hijau kepada Menteri Pertahanan Pete Hegseth untuk meluncurkan pesawat pengebom. Kelompok penyerang, yang mencakup pesawat umpan, terbang dari Missouri menuju Iran, dan Trump memberikan persetujuan terakhir dari klub golfnya di New Jersey, tepat ketika para pengebom mencapai titik tanpa kembali. Ia kemudian kembali ke Washington untuk memantau operasi dari Ruang Situasi, sembari menikmati pemberitaan media yang masih menggambarkan dirinya sebagai sosok yang ragu-ragu.

Serangan tersebut dilakukan dalam koordinasi yang sangat erat dengan Israel, yang sebelumnya telah menerima “lampu hijau” dari Trump untuk melancarkan serangannya sendiri terhadap situs nuklir Iran. Meskipun AS secara terbuka menjauhkan diri dari operasi Israel, secara pribadi, kedua negara berkolaborasi untuk melemahkan kemampuan nuklir Teheran. Washington menegaskan bahwa serangan itu terbatas pada program nuklir Iran dan tidak bertujuan untuk mengganti rezim, sambil mendesak Iran untuk kembali ke meja perundingan diplomatik pasca-serangan.

Di sisi lain, laporan NBC News yang dikutip News.com.au mengungkap bahwa Iran telah mengancam akan mengaktifkan jaringan sel tidur untuk melancarkan serangan teror di wilayah Amerika jika Trump melancarkan serangan nuklir. Ancaman ini dilaporkan disampaikan melalui jalur diplomatik tidak langsung, beberapa hari sebelum serangan udara terjadi. Informasi tersebut mencuat di tengah KTT G7 di Kanada, di mana Trump membatalkan beberapa pertemuan, termasuk dengan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese, sebuah langkah yang diduga kuat terkait dengan meningkatnya ketegangan dengan Iran.

Detail serangan menunjukkan presisi yang tinggi: fasilitas Fordow dihantam enam bom penghancur bunker yang dijatuhkan oleh pesawat pembom siluman B-2, sementara Natanz dan Isfahan diserang dengan 30 rudal jelajah Tomahawk yang diluncurkan dari kapal selam. Aksi ini menandai eskalasi konflik bersenjata yang signifikan antara Iran dan Israel yang didukung AS sejak 13 Juni. Sebagai respons, Iran membalas dengan peluncuran rudal ke wilayah Israel, yang menurut otoritas Israel menyebabkan sedikitnya 25 korban jiwa dan ratusan orang terluka. Sementara itu, Kementerian Kesehatan Iran melaporkan bahwa serangan Israel telah menewaskan lebih dari 430 warga Iran dan melukai sekitar 3.500 orang.

Amerika Klaim Ingin Perdamaian

Melansir laporan Antara yang mengutip Axios, setelah melancarkan serangan terhadap fasilitas nuklir Iran, Donald Trump dilaporkan tidak berniat melanjutkan agresi. Sebaliknya, ia berencana mengupayakan kesepakatan damai dengan Teheran. Seorang pejabat Amerika mengungkapkan bahwa Trump segera menghubungi pemimpin Israel Benjamin Netanyahu usai serangan, menyampaikan hasil operasi, dan menyatakan bahwa tujuannya berikutnya adalah mencapai kesepakatan damai dengan Iran.

Pejabat tersebut menambahkan, “Presiden tidak ingin melanjutkan serangan. Ia siap jika Iran melakukan serangan balasan, tetapi ia sudah menyampaikan kepada Netanyahu bahwa ia menginginkan perdamaian.” Sikap ini dikonfirmasi pula oleh seorang pejabat Israel, yang menyatakan, “Amerika sudah menyampaikan dengan jelas bahwa mereka ingin mengakhiri putaran ini. Mereka tidak keberatan jika kami melanjutkan serangan, tapi untuk mereka, sudah cukup.”

Ida Rosdalina dan Sita Planasari berkontribusi dalam penulisan artikel ini

Pilihan Editor: Trump Sebut Gencatan Senjata Mulai Efektif, Bagaimana Sikap Iran-Israel?

Berita Terkait

Kejaksaan Telusuri Keberadaan Stafsus Nadiem Makarim di Luar Negeri
Dasco: DPR Segera Panggil Fadli Zon Soal Pemerkosaan Massal 1998 Disebut Rumor
Iran vs Israel Memanas 24 Juni: Trump Umumkan Gencatan Senjata?
Raja Yordania Geram! Iran Serang Pangkalan AS di Qatar?
Izin Tambang Pulau Raja Ampat: Fakta Sebenarnya dari KKP!
Gencatan Senjata Disepakati: Reaksi Keras Iran & Israel? Trump Ungkap Ini!
Korupsi Kuota Haji Diusut KPK, DPR Minta Hasil Pansus Ditindaklanjuti
Trump Turun Tangan: Mediasi Gencatan Senjata Iran-Israel Intensif!

Berita Terkait

Rabu, 25 Juni 2025 - 04:20 WIB

Kejaksaan Telusuri Keberadaan Stafsus Nadiem Makarim di Luar Negeri

Selasa, 24 Juni 2025 - 23:05 WIB

Iran vs Israel Memanas 24 Juni: Trump Umumkan Gencatan Senjata?

Selasa, 24 Juni 2025 - 20:00 WIB

Trump Serang Nuklir Iran: Motif Terungkap & Dampak Global!

Selasa, 24 Juni 2025 - 19:20 WIB

Raja Yordania Geram! Iran Serang Pangkalan AS di Qatar?

Selasa, 24 Juni 2025 - 17:05 WIB

Izin Tambang Pulau Raja Ampat: Fakta Sebenarnya dari KKP!

Berita Terbaru

War And Conflicts

Netanyahu Klaim Kemenangan atas Iran: Kami Capai Sejarah

Rabu, 25 Jun 2025 - 04:15 WIB