Konflik Thailand-Kamboja: Gencatan Senjata di Ujung Tanduk Berkat Intervensi Trump
Konflik bersenjata antara Thailand dan Kamboja yang telah menewaskan sedikitnya 32 orang sejak Kamis lalu, menunjukkan tanda-tanda mereda berkat intervensi Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Kedua negara menyatakan kesediaan untuk membahas gencatan senjata menyusul seruan langsung dari Trump.
Perdana Menteri sementara Thailand, Phumtham Wechayachai, mengonfirmasi percakapannya dengan Trump. Dalam pembicaraan tersebut, Trump mendesak gencatan senjata segera. Meskipun Thailand menyetujui prinsip gencatan senjata, Phumtham menekankan pentingnya melihat niat tulus dari Kamboja. Ia pun mendorong dialog bilateral segera dan meminta Trump menyampaikan pesan tersebut kepada pihak Kamboja untuk segera merumuskan mekanisme penghentian konflik dan solusi damai.
Menanggapi inisiatif tersebut, Perdana Menteri Kamboja, Hun Manet, menyambut baik usulan gencatan senjata. Namun, ia mengingatkan Thailand untuk tidak mengingkari kesepakatan yang mungkin dicapai. Menteri Luar Negeri Kamboja dijadwalkan akan berkoordinasi dengan Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, untuk mematangkan langkah selanjutnya bersama Thailand.
Trump sendiri mengumumkan kabar baik melalui Truth Social, menyatakan bahwa kedua pemimpin sepakat untuk segera bertemu guna merumuskan gencatan senjata dan mencapai perdamaian. Ia menegaskan bahwa inisiatif ini juga terkait dengan pembicaraan perdagangan antara AS dan kedua negara, namun menekankan bahwa kesepakatan dagang tidak akan terwujud selama konflik masih berlangsung. Trump bahkan mengaitkan situasi ini dengan konflik Pakistan-India yang berhasil dihentikan di masa lalu.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, menyampaikan keprihatinan mendalam atas konflik tersebut melalui juru bicaranya, Farhan Haq. Guterres mengecam jatuhnya korban jiwa dan kerusakan infrastruktur di kedua negara, serta mendesak gencatan senjata dan solusi damai berkelanjutan.
Meskipun ada sinyal positif menuju gencatan senjata, masing-masing pihak masih saling menyalahkan atas kegagalan menghentikan konflik. Bentrokan terbaru di Provinsi Pursat, wilayah perbatasan yang disengketakan, menandai eskalasi terburuk sejak konflik 2008-2011. Kegagalan mencapai kesepakatan damai akan mengancam stabilitas kawasan Asia Tenggara dan berpotensi memicu konflik berkepanjangan. Pertanyaan besar kini adalah: mampukah gencatan senjata ini terwujud dan membawa perdamaian abadi bagi kedua negara?