RAGAMHARIAN.COM – Menyikapi insiden kerusakan di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) yang terjadi saat perayaan juara Persib Bandung, Viking Persib Club mengambil langkah cepat dengan memberikan dukungan moral dan material untuk memperbaiki kerusakan yang ditimbulkan. Aksi solidaritas ini juga dibarengi dengan permohonan maaf atas perilaku oknum suporter yang dinilai tidak mencerminkan semangat sportivitas.
Dalam momen penyerahan bantuan yang digelar di area stadion, Ketua Viking Persib Club, Tobias Ginanjar, mengungkapkan bahwa pihaknya menyesalkan kejadian tersebut dan menyerukan pentingnya refleksi bagi seluruh pendukung Persib.
“Kita harus sepakat bahwa stadion ini adalah milik bersama. Sudah seharusnya kita jaga, bukan dirusak, terlebih dalam suasana kemenangan,” kata Tobias.
Aksi Euforia yang Kebablasan
Kemenangan Persib Bandung atas Persis Solo menjadi penutup musim yang manis. Namun, selebrasi besar-besaran oleh ribuan Bobotoh justru berujung pada kerusakan fisik stadion. Lapangan rusak akibat injakan massa, rumput dicabut, hingga jaring gawang ikut dibawa pulang oleh beberapa suporter.
Tobias menanggapi tindakan ini dengan menyebut bahwa meskipun praktik serupa pernah terjadi di luar negeri sebagai bagian dari budaya sepak bola, masyarakat Indonesia perlu mempertimbangkan kesiapan dan konteks lokal sebelum meniru.
“Di negara lain mungkin wajar, tapi di sini kita harus lihat kesiapan dan dampaknya. Euforia boleh, tapi jangan sampai berlebihan,” jelasnya.
Dukungan Konkret: Dana Bantuan Rp33 Juta
Sebagai bentuk tanggung jawab, Viking Persib Club langsung menyerahkan dana awal senilai Rp33 juta untuk membantu perbaikan fasilitas stadion. Dana ini diserahkan kepada pihak manajemen Persib yang diwakili oleh Head of Security PT Persib Bandung Bermartabat, Dadang Djuanda.
Tobias menyampaikan bahwa bantuan tersebut bukan akhir, melainkan langkah awal dari gerakan yang lebih luas. Ke depan, Viking akan menggandeng seluruh Bobotoh untuk menggalang dana lanjutan secara kolektif.
“Kami mengajak seluruh Bobotoh ikut terlibat dalam pemulihan stadion. Ini soal rasa memiliki dan tanggung jawab bersama,” imbuhnya.
Momentum Introspeksi Suporter
Insiden ini dijadikan sebagai bahan evaluasi besar bagi komunitas suporter Persib. Menurut Tobias, penting untuk membangun kultur mendukung yang dewasa, tidak hanya sekadar menunjukkan fanatisme, tetapi juga etika dalam merayakan kemenangan.
“Mari kita tunjukkan bahwa Bobotoh adalah suporter yang mampu merayakan kemenangan tanpa melukai fasilitas publik,” ujarnya.
Ia berharap kejadian ini menjadi pembelajaran kolektif, serta mendorong lahirnya gerakan suporter yang tidak hanya loyal, tapi juga bertanggung jawab.