Usus Sehat? Ini Makanan Terbaik & Terburuknya!

Avatar photo

- Penulis Berita

Minggu, 15 Juni 2025 - 20:45 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Merasa Kembung, Lelah, atau Tidak Enak Badan? Usus Anda Mungkin Berbicara!

Pernahkah Anda mengalami kembung, kelelahan, atau ketidaknyamanan tanpa sebab yang jelas? Gejala-gejala ini mungkin lebih dari sekadar ketidaknyamanan biasa; usus Anda mungkin mencoba berkomunikasi. Kesehatan usus jauh melampaui sekadar pencernaan yang lancar; ia merupakan fondasi vital bagi sistem kekebalan tubuh, kesehatan mental, dan vitalitas secara keseluruhan.

Mikrobioma usus, ekosistem kompleks yang dihuni oleh triliunan bakteri dan mikroba, berkembang pesat dengan pola makan seimbang dan kaya nutrisi. Namun, pilihan makanan yang kurang sehat dapat mengganggu keseimbangan ini, meningkatkan risiko masalah pencernaan, peradangan, dan bahkan penyakit kronis. Memahami bagaimana menjaga keseimbangan mikrobioma ini menjadi kunci untuk kesehatan yang optimal.

Ketidakseimbangan mikrobioma dapat memanifestasikan diri dalam berbagai cara, tidak terbatas pada masalah pencernaan saja, ungkap Julie McDonald, dosen senior di Pusat Biologi Resistensi Bakteri, Imperial College London. Komposisi mikrobioma setiap individu unik, dipengaruhi oleh faktor genetik, lingkungan, pola makan, dan bahkan pengalaman awal kehidupan, seperti persalinan normal atau caesar. Kompleksitas inilah yang membuat penelitian tentang mikrobioma menjadi tantangan tersendiri. Meskipun para ilmuwan telah mengidentifikasi bakteri bermanfaat, mengidentifikasi mikroba penyebab penyakit masih menjadi misteri yang belum terpecahkan.

“Anda adalah apa yang Anda makan” – pepatah ini sangat relevan dalam konteks kesehatan usus. Benjamin Mullish, peneliti klinis dan fisikawan di Imperial College London, menjelaskan bahwa pilihan makanan berdampak besar pada keragaman mikrobioma. Penelitian menunjukkan perubahan pola makan, seperti mengurangi konsumsi daging merah dan meningkatkan asupan serat, dapat secara signifikan mengubah komposisi bakteri usus. Produk susu fermentasi seperti yogurt dan kefir, misalnya, dapat meningkatkan populasi bakteri menguntungkan seperti *lactobacillus* dan *bifidobacterium*, meskipun tidak selalu meningkatkan keragaman secara keseluruhan.

Namun, pola makan bukanlah satu-satunya faktor penentu. Tidur cukup, manajemen stres, olahraga teratur, dan penggunaan antibiotik yang bijak juga berperan krusial. Kurang tidur dan stres kronis berdampak negatif, sementara olahraga justru meningkatkan mikrobioma sehat. Penggunaan antibiotik yang berlebihan, baik dalam pengobatan maupun peternakan, dapat mengganggu keseimbangan bakteri usus dan meningkatkan resistensi antimikroba. Sebuah penelitian di Jepang bahkan menemukan hubungan antara konsumsi kacang-kacangan dan sayuran dengan penurunan stres dan peningkatan bakteri usus yang bermanfaat, khususnya *lachnospira*, bakteri penting untuk kesehatan usus.

Koneksi usus-otak juga tak kalah penting. Benjamin Mullish menjelaskan peran saraf vagus dalam menghubungkan otak dan usus, serta produksi neurotransmiter seperti serotonin dan dopamin di usus. Kesehatan usus, karenanya, dapat memengaruhi perilaku, tingkat stres, dan kesejahteraan mental.

Makanan Pendukung Kesehatan Usus:

Makanan fermentasi, kaya akan probiotik (bakteri hidup), membantu menyeimbangkan mikrobioma. Yogurt (dengan bakteri hidup dan aktif), kefir, asinan kubis, kimchi, miso, dan tempe adalah contohnya. Mulailah dengan porsi kecil jika Anda baru mencoba makanan fermentasi untuk menghindari ketidaknyamanan pencernaan.

Serat, bertindak sebagai prebiotik (makanan untuk bakteri baik), meningkatkan keteraturan pencernaan dan mengurangi risiko penyakit gastrointestinal. Sumber serat meliputi biji-bijian utuh, kacang-kacangan, buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian. Tingkatkan asupan serat secara bertahap dan minum banyak air untuk mencegah masalah pencernaan.

Polifenol, senyawa tanaman dengan sifat antioksidan, meningkatkan keragaman mikrobioma dan mengurangi peradangan. Cokelat hitam, teh hijau, beri, dan minyak zaitun adalah sumber yang baik. Konsumsi bersama lemak sehat meningkatkan penyerapan.

Kaldu tulang, kaya kolagen dan asam amino seperti glutamin, mungkin bermanfaat untuk kesehatan usus, meskipun penelitian lebih lanjut masih dibutuhkan. Konsumsi dalam sup atau langsung.

Makanan yang Perlu Dihindari:

Makanan olahan ultra mengandung bahan tambahan, pengawet, dan pengemulsi yang dapat mengganggu komposisi bakteri usus dan menyebabkan peradangan. Batasi konsumsi camilan kemasan, daging olahan, sereal manis, dan makanan siap saji.

Pemanis buatan seperti aspartam dan sakarin dikaitkan dengan perubahan negatif pada bakteri usus dan metabolisme glukosa. Pilih alternatif alami seperti stevia atau *lo han guo*.

Gula rafinasi mendorong pertumbuhan bakteri berbahaya dan peradangan. Batasi konsumsi kue kering, kue, roti putih, pasta, dan minuman manis.

Alkohol, dalam bentuk apapun, berdampak negatif pada usus, mengganggu tidur, memengaruhi kesehatan mental, dan mengubah komposisi mikrobiota. Meskipun anggur merah mengandung polifenol, manfaatnya kalah oleh dampak negatif alkohol.

Daging merah dan olahan dikaitkan dengan ketidakseimbangan mikrobioma dan peningkatan risiko kanker kolorektal. Batasi konsumsi dan pilih protein rendah lemak seperti ikan atau alternatif nabati.

Perubahan Kecil, Dampak Besar:

Meningkatkan asupan serat adalah langkah sederhana namun efektif untuk meningkatkan kesehatan usus. Ahli gizi Kirsten Jackson menyarankan pola makan nabati yang beragam, minimal 30 gram serat per hari, mencakup biji-bijian utuh, kacang-kacangan, biji-bijian, buah-buahan, dan sayuran.

Berikut tips singkat untuk usus yang lebih sehat: tingkatkan keragaman makanan, kombinasikan probiotik dan prebiotik, tetap terhidrasi, kelola stres, dan batasi penggunaan antibiotik. Perubahan kecil dan konsisten lebih berkelanjutan daripada perubahan drastis. Mulailah dengan tujuan kecil dan bertahap untuk kesehatan usus jangka panjang. Dengan pilihan pola makan dan gaya hidup yang tepat, Anda dapat mendukung pencernaan, meningkatkan kekebalan tubuh, dan meningkatkan kesejahteraan mental.

Berita Terkait

Jangan Lengah! 7 Bahaya Pendinginan Terlewat Setelah Olahraga
Saham Rumah Sakit Tertekan? Analis Ungkap Tantangan & Rekomendasi!
Rahasia Memilih Semangka Super Manis & Matang: Tips Jitu!
Kreatin: Bangun Otot & Pertajam Otak? Fakta & Manfaatnya
Lavojoy Pecahkan Rekor MURI: Atasi Rambut Rontok Bareng Ribuan Orang
Ramalan Zodiak Kesehatan Kamis, 12 Juni 2025: Scorpio & Taurus Waspada Pilek
Pilates: Pengalaman Pertama, Tubuh Gemetar & Langsung Terasa Hasilnya!
Redakan Nyeri! 7 Tips Nyaman Menstruasi untuk Wanita Aktif

Berita Terkait

Senin, 16 Juni 2025 - 04:40 WIB

Jangan Lengah! 7 Bahaya Pendinginan Terlewat Setelah Olahraga

Senin, 16 Juni 2025 - 01:54 WIB

Saham Rumah Sakit Tertekan? Analis Ungkap Tantangan & Rekomendasi!

Minggu, 15 Juni 2025 - 22:31 WIB

Rahasia Memilih Semangka Super Manis & Matang: Tips Jitu!

Minggu, 15 Juni 2025 - 20:45 WIB

Usus Sehat? Ini Makanan Terbaik & Terburuknya!

Minggu, 15 Juni 2025 - 18:55 WIB

Kreatin: Bangun Otot & Pertajam Otak? Fakta & Manfaatnya

Berita Terbaru

Technology

Infinix Smart 10 Series: Spek Beda, Harga Sama? Cek Sekarang!

Senin, 16 Jun 2025 - 09:41 WIB

Food And Drink

Es Timun Suri Segar: Resep Praktis Pelepas Dahaga

Senin, 16 Jun 2025 - 09:25 WIB

Politics

Ijazah Palsu Jokowi: Pengacara Sebut Upaya Jatuhkan Presiden?

Senin, 16 Jun 2025 - 09:15 WIB