Wall Street Hari Ini: Saham Teknologi Selamatkan Wall Street dari Kekhawatiran Ekonomi

Avatar photo

- Penulis Berita

Kamis, 5 Juni 2025 - 00:33 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Wall Street Menguat Tipis di Tengah Badai Ketidakpastian Ekonomi dan Dagang

Pasar saham Wall Street menutup perdagangan Rabu (4/6) dengan kenaikan tipis, didorong oleh performa cemerlang saham-saham teknologi. Penguatan ini berhasil meredam dampak negatif dari serangkaian data ekonomi AS yang lesu serta bayang-bayang ketidakpastian kebijakan dagang dari pemerintahan Trump yang terus membayangi.

Menurut laporan *Reuters*, pada pukul 10:36 waktu setempat, indeks utama menunjukkan performa sebagai berikut: Dow Jones Industrial Average naik 88,09 poin atau 0,20% menjadi 42.605,07; S&P 500 menguat 17,36 poin atau 0,29% mencapai 5.987,73; dan Nasdaq Composite bertambah 58,41 poin atau 0,31% ke level 19.459,09. Dari 11 sektor utama di indeks S&P 500, delapan di antaranya menunjukkan kenaikan. Sektor komunikasi memimpin penguatan dengan melonjak 1,2%, diikuti oleh sektor teknologi informasi yang naik 0,4%. Hal ini menegaskan peran vital saham teknologi dalam menopang pasar.

Namun, sentimen positif pasar sedikit tergerus oleh kabar mengejutkan dari sektor jasa AS. Pada Mei, sektor ini mencatat kontraksi untuk pertama kalinya dalam hampir setahun, mengindikasikan perlambatan aktivitas ekonomi. Ditambah lagi, kenaikan biaya input semakin memperkuat kekhawatiran akan ancaman stagflasi, yaitu kondisi perlambatan pertumbuhan ekonomi yang disertai lonjakan inflasi.

Data ketenagakerjaan juga menunjukkan sinyal kurang menggembirakan. Laporan dari ADP mengungkapkan bahwa perekrutan tenaga kerja swasta di AS pada Mei hanya bertambah sedikit, mencapai level terendah dalam lebih dari dua tahun terakhir. Kondisi ini membuat para investor semakin fokus menanti laporan *nonfarm payrolls* yang akan dirilis pada Jumat (7/6), sebagai indikator penting untuk mengukur dampak ketidakpastian perdagangan terhadap pasar tenaga kerja. Larry Tentarelli, Chief Technical Strategist di Blue Chip Daily Trend Report, berpendapat, “Saya kira data ADP hanya menimbulkan volatilitas jangka pendek. Yang benar-benar penting adalah data *payrolls* nanti.”

Di tengah gejolak ekonomi, kebijakan dagang Presiden Donald Trump kembali menjadi sorotan. Pada hari yang sama, ia secara resmi melipatgandakan tarif impor baja dan aluminium hingga 50%. Langkah ini diambil menjelang tenggat waktu yang diberikannya kepada mitra dagang untuk mengajukan tawaran terbaik sebelum gelombang tarif baru diberlakukan pada awal Juli. Oleh karena itu, fokus utama pasar kini beralih pada dinamika negosiasi tarif antara Washington dan negara-negara mitra, termasuk rencana pembicaraan antara Trump dan Presiden China Xi Jinping yang dijadwalkan berlangsung dalam pekan ini.

Meskipun demikian, sentimen pasar secara keseluruhan masih ditopang oleh kinerja impresif bulan sebelumnya. Sepanjang Mei, indeks S&P 500 dan Nasdaq berhasil mencatat kinerja bulanan terbaik mereka sejak November 2023, yang sebagian besar didorong oleh retorika dagang Trump yang lebih melunak dan laporan kinerja emiten yang solid. Bahkan, indeks S&P 500 kini hanya terpaut kurang dari 3% dari rekor tertinggi yang dicapainya pada Februari lalu. Optimisme ini turut diamini oleh Barclays, yang menaikkan target akhir tahun untuk indeks S&P 500, dengan alasan meredanya ketegangan dagang dan harapan pertumbuhan laba yang kembali normal pada tahun 2026.

Pergerakan saham emiten individual juga menunjukkan dinamika beragam. Di sisi positif, saham Hewlett Packard Enterprise (HPE) melonjak 1,1% setelah melaporkan kinerja di atas ekspektasi, berkat tingginya permintaan untuk server AI dan layanan *cloud hybrid*. Senada, GlobalFoundries naik 2,2% usai mengumumkan rencana peningkatan investasi signifikan hingga US$ 16 miliar. Tak ketinggalan, saham Wells Fargo menguat 1,2% setelah The Fed mencabut pembatasan aset senilai US$ 1,95 triliun yang telah diberlakukan sejak 2018 akibat skandal internal.

Namun, tidak semua saham bernasib baik. Saham raksasa kendaraan listrik Tesla anjlok 3,8% menyusul penurunan penjualan kendaraannya untuk bulan kelima berturut-turut di pasar utama Eropa. Demikian pula, CrowdStrike merosot 4,7% setelah memproyeksikan pendapatan kuartalan di bawah ekspektasi pasar. Yang paling terpukul adalah Dollar Tree, yang anjlok tajam 10,2% karena proyeksi laba kuartal II yang diperkirakan bisa turun hingga 50% dibandingkan tahun lalu, sebagian besar disebabkan oleh volatilitas yang dipicu oleh kebijakan tarif.

Berita Terkait

ERAL Raih Untung Besar! Bagi Dividen Rp 41,5 Miliar di 2024
DSNG Bagi Dividen Rp 254 Miliar: Cek Jadwal & Besarannya!
Pertamina Antisipasi Lonjakan, Stok BBM & LPG di Jateng-DIY Aman
Bitcoin Tetap Stabil di Rp 1,7 Miliar: Harga Terbaru Hari Ini
Harga Emas Antam Turun, Cuan 31,43% Setahun!
Aset Kripto Booming! 1 Juta Pengguna Baru dalam Sebulan
BEI Terbitkan Aturan Baru: Dividen & Delisting Lebih Jelas
Asing Borong TLKM & BBRI! Saham Apa Lagi yang Naik?

Berita Terkait

Sabtu, 7 Juni 2025 - 00:24 WIB

ERAL Raih Untung Besar! Bagi Dividen Rp 41,5 Miliar di 2024

Jumat, 6 Juni 2025 - 23:58 WIB

DSNG Bagi Dividen Rp 254 Miliar: Cek Jadwal & Besarannya!

Jumat, 6 Juni 2025 - 23:13 WIB

Pertamina Antisipasi Lonjakan, Stok BBM & LPG di Jateng-DIY Aman

Jumat, 6 Juni 2025 - 21:57 WIB

Bitcoin Tetap Stabil di Rp 1,7 Miliar: Harga Terbaru Hari Ini

Jumat, 6 Juni 2025 - 21:12 WIB

Harga Emas Antam Turun, Cuan 31,43% Setahun!

Berita Terbaru

Family And Relationships

Zodiak Beruntung Sabtu 7 Juni 2025: Sagitarius, Virgo, & Rezeki Gede!

Sabtu, 7 Jun 2025 - 00:09 WIB

Finance

DSNG Bagi Dividen Rp 254 Miliar: Cek Jadwal & Besarannya!

Jumat, 6 Jun 2025 - 23:58 WIB

Autos

Honda Raih 2 Award OTOMOTIF 2025: Mobil Hybrid Terbaik!

Jumat, 6 Jun 2025 - 23:48 WIB