Sinarmas Land Resmi Pamit dari Bursa Singapura: Mayoritas Saham Kini di Tangan Keluarga Widjaja, Proses Delisting Dimulai
Perusahaan pengembang properti terkemuka, Sinarmas Land, telah secara resmi mengajukan permohonan kepada Bursa Singapura (SGX) untuk menghentikan perdagangan sahamnya. Langkah penting ini, yang dijadwalkan efektif mulai pukul 09.00 pada Selasa, 3 Juni 2025, menyusul penutupan penawaran privatisasi yang sukses oleh Lyon Investments, entitas yang secara langsung dikendalikan oleh keluarga Widjaja.
Berdasarkan laporan *The Business Times*, penawaran privatisasi tersebut ditutup pada Senin, 2 Juni 2025, pukul 17.30 waktu setempat, dengan hasil yang signifikan. Pihak penawar, Lyon Investments, berhasil mengumpulkan kepemilikan saham sekitar 4,2 miliar unit, yang setara dengan 98,65% dari total saham Sinarmas. Angka dominan ini merupakan kombinasi dari 1,2 miliar saham (sekitar 28,35%) yang berhasil diakuisisi melalui penerimaan penawaran yang sah, serta hampir tiga miliar saham (70,3%) yang sudah menjadi milik keluarga Widjaja sejak tanggal pengumuman penawaran.
Capaian kepemilikan saham yang nyaris sempurna oleh Lyon Investments ini membawa konsekuensi langsung. Persentase saham Sinarmas Land yang beredar di tangan publik kini berada jauh di bawah ambang batas minimum 10% yang disyaratkan oleh Bursa Singapura (SGX). Sesuai dengan ketentuan *free float* SGX, setiap perusahaan yang tercatat wajib mempertahankan setidaknya 10% dari total saham beredarnya dimiliki oleh publik.
Mengingat Lyon Investments kini telah menguasai lebih dari 90% saham Sinarmas Land, langkah selanjutnya adalah pelaksanaan akuisisi wajib *(compulsory acquisition)* atas saham-saham dari para pemegang saham yang belum merespons penawaran tersebut. Lyon Investments secara tegas menyatakan, “Setelah akuisisi wajib tersebut, pihak penawar akan melanjutkan proses penghapusan pencatatan saham perusahaan dari perdagangan di Singapore Exchange Securities Trading (SGX).”
Sebagai informasi, penawaran ini tidak datang tanpa dinamika. Lyon Investments mulanya mengajukan penawaran tunai sukarela dan tanpa syarat dengan harga S$ 0,31 per saham untuk setiap saham Sinarmas yang belum mereka miliki. Namun, untuk menarik lebih banyak pemegang saham, harga penawaran kemudian dinaikkan secara signifikan menjadi S$ 0,375 per saham, mencerminkan kenaikan 21% atau S$ 0,065 dari penawaran awal. Harga final ini bahkan melampaui harga penutupan tertinggi saham Sinarmas dalam kurun waktu lebih dari enam tahun terakhir, menunjukkan komitmen kuat dari pihak penawar.
Menariknya, pada penutupan perdagangan Senin, sebelum pengumuman final ini, saham Sinarmas Land tercatat menguat 1,4% atau S$ 0,005, mencapai level S$ 0,375. Harga ini sama persis dengan harga penawaran akhir yang diajukan oleh Lyon Investments, menandai momen krusial bagi para investor.