Xiaomi: Mengenali HyperOS yang Ditunda Pembaruannya

Avatar photo

- Penulis Berita

Kamis, 3 Juli 2025 - 05:07 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

XIAOMI menunda pembaruan sistem operasi HyperOS untuk beberapa model ponsel laman setelah muncul laporan kesalahan program (bug) yang menyebabkan layar menjadi hitam. Perusahaan teknolo gCina itu memilih bersikap hati-hati sambil menyelidiki penyebab gangguan tersebut.

Dikutip dari Gizchina pada Sabtu, 28 Juni 2025, dua versi sistem yang ditunda adalah OS2.0.5.0.VLQIDXM dan OS2.0.7.0.VLQMIXM. Kedua versi sistem ini sebelumnya hanya disebar ke sebagian kecil pengguna sebagai bagian dari strategi peluncuran bertahap Xiaomi.

Hasil sementara penyelidikan tim internal Xiaomi menunjukkan dua unit terdampak sempat menjalani penggantian layar atau perbaikan menggunakan suku cadang tak resmi dari pihak ketiga. Meski belum bisa dipastikan sebagai penyebab utama, dugaan sementara menyebutkan HyperOS mencoba berinteraksi lebih intens dengan perangkat keras demi menampilkan antarmuka baru. Ketidaksesuaian komponen diduga memicu gangguan visual seperti layar hitam.

Tentang HyperOS 2.0

HyperOS 2.0 pertama kali dirilis di Cina pada akhir Oktober 2024. Momen ini bertepatan dengan peluncuran seri Xiaomi 15. Versi ini membawa peningkatan besar performa, konektivitas, serta keamanan sistem operasi. Berikut fitur HyperOS 2.0:

1. HyperCore

HyperCore adalah dasar sistem operasi (kernel) internal terbaru buatan Xiaomi yang dirancang untuk mengoptimalkan kinerja perangkat. Dengan lebih dari 25 ribu skenario optimasi, teknologi ini mampu memangkas waktu idle CPU hingga 19 persen menurunkan latensi memori, dan meningkatkan performa grafis.

HyperCore juga dilengkapi pengatur mikroarsitektur untuk menyalur beban kerja langsung di tingkat chip. Fitur seperti memori dinamis dan sistem penyimpanan 2.0 turut mempercepat waktu peluncuran aplikasi serta memastikan pengalaman bebas lag bahkan saat menjalankan aplikasi berat.

2. HyperConnect

HyperConnect memungkinkan transfer data dan interaksi real-time di seluruh ekosistem Xiaomi. Lewat fitur HomeScreen+, pengguna bisa memindahkan aplikasi dari ponsel ke tablet dan menjalankannya.

Ada pula fitur streaming kamera ganda yang memungkinkan kamera ponsel dan tablet beroperasi bersamaan mendukung aktivitas seperti vlogging atau konferensi video dari berbagai sudut. Di pasar Cina, HyperConnect mendukung integrasi dengan perangkat Apple melalui Xiaomi Interconnectivity Services untuk berbagi file lintas platform.

3. HyperAI

HyperAI memperkenalkan berbagai fitur berbasis kecerdasan buatan (AI). Mulai dari layar kunci yang bisa disesuaikan dengan preferensi pengguna, perlindungan AI untuk mendeteksi panggilan penipuan, hingga deteksi video dengan kemampuan pertukaran wajah.

4. Visual

HyperOS 2.0 membawa penyegaran desain antarmuka: tampilan desktop lebih bersih, widget bisa dikustomisasi, dan transisi antar aplikasi terasa lebih mulus. Animasi navigasi pun lebih lembut, disertai notifikasi yang lebih halus. Salah satu sorotan visual ialah fitur cuaca 3D yang menampilkan kondisi atmosfer secara real-time, memberikan kesan interaktif dan dinamis pada layar.

5. Sistem Keamanan

Xiaomi membekali HyperOS 2.0 dengan enkripsi end-to-end untuk penyimpanan di perangkat maupun cloud. Sistem ini juga didukung Trusted Execution Environment (TEE), sistem enkripsi di tingkat perangkat keras untuk mengamankan operasi penting.

Penyelidikan Tim Internal Xiaomi

Xiaomi belum merilis kesimpulan resmi, dan penyelidikan masih terus berjalan untuk memastikan apakah masalah ini berasal dari perangkat lunak atau ketidakcocokan perangkat keras.

Sementara Xiaomi belum menghentikan seluruh pengembangan HyperOS. Xiaomi hanya jeda distribusi versi yang diduga bermasalah. Perusahaan juga memperkuat sistem diagnostik internal dan menyarankan pengguna terdampak untuk mendatangi pusat layanan resmi, bukan bengkel pihak ketiga. Kebijakan ini sekaligus mengingatkan pengguna terhadap risiko penggunaan suku cadang tak resmi, terutama setelah pembaruan sistem besar.

Defara Dhanya turut berkontribusi dalam tulisan ini

Pilihan Editor: Xiaomi Mix Flip 2 Debut di Cina, Ini Bedanya dengan Seri Pertama

Berita Terkait

Youtuber Tipu Negara Demi Refund Tiket: Sukses?
Sparepart Ori vs OEM: Apa Saja Perbedaannya?
Google Messages Hadirkan Fitur Tunda Notifikasi dan Hapus Pesan
Harga HP iPhone 11 128 GB Jadi Paling Murah di iBox Periode Juli 2025,Mampu Kalahkan iPhone SE 3
7 Smartphone Ringan yang Dirilis pada 2025
Google Dituntut Rp5,1 Triliun atas Penyalahgunaan Data di Amerika Serikat
Adakah Aplikasi Pendeteksi Penyadapan di Play Store atau Apple Store?
Cara Dapat Google AI Pro Gratis 15 Bulan dengan Akun Mahasiswa, Mudah

Berita Terkait

Kamis, 3 Juli 2025 - 15:16 WIB

Youtuber Tipu Negara Demi Refund Tiket: Sukses?

Kamis, 3 Juli 2025 - 12:28 WIB

Sparepart Ori vs OEM: Apa Saja Perbedaannya?

Kamis, 3 Juli 2025 - 11:32 WIB

Google Messages Hadirkan Fitur Tunda Notifikasi dan Hapus Pesan

Kamis, 3 Juli 2025 - 11:05 WIB

Harga HP iPhone 11 128 GB Jadi Paling Murah di iBox Periode Juli 2025,Mampu Kalahkan iPhone SE 3

Kamis, 3 Juli 2025 - 09:06 WIB

7 Smartphone Ringan yang Dirilis pada 2025

Berita Terbaru

Entertainment

Koper & Tas Squid Game American Tourister: Gemas! Wajib Punya!

Kamis, 3 Jul 2025 - 21:49 WIB

Entertainment

Diogo Jota Meninggal? Ucapan Duka Desta Bikin Heboh!

Kamis, 3 Jul 2025 - 21:21 WIB

Food And Drink

Pepes Tempe: Resep Mudah, Gurih, Minim Minyak, Bikin Nagih!

Kamis, 3 Jul 2025 - 20:59 WIB