Yen Menguat! Dolar AS Tertekan: Peluang Investasi Terbaik?

Avatar photo

- Penulis Berita

Jumat, 27 Juni 2025 - 00:02 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Dominasi Dolar AS Goyah: Mata Uang Utama Global Menguat Tajam, Yen Jepang Jadi Primadona Baru

Prospek mata uang utama global kini semakin menguat signifikan seiring meningkatnya tekanan terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Berbagai faktor, mulai dari sentimen perdamaian yang mulai terwujud di Timur Tengah hingga ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed), secara kolektif telah memperlemah daya tarik dolar di pasar global.

Mengutip data dari Trading Economics, Indeks Dolar (DXY), yang mengukur kekuatan dolar AS terhadap enam mata uang utama lainnya, tercatat anjlok ke level 97,31 pada Kamis (26/6) pukul 20.17 WIB. Penurunan ini cukup mencolok, dengan DXY ambruk 0,38% dalam 24 jam terakhir dan mencatat pelemahan mencapai 1,61% dalam sepekan terakhir. DXY bahkan telah menembus level *support* penting di 97,6, membuka peluang pelemahan lebih lanjut menuju 95, level terendah sejak Februari 2022.

Sebaliknya, pelemahan dolar AS menjadi angin segar bagi mayoritas mata uang utama dunia, yang kompak menguat terhadapnya:
* Poundsterling Inggris (GBP/USD) melonjak 1,84%.
* Euro (EUR/USD) menanjak 1,79%.
* Dolar Selandia Baru (NZD/USD) menguat 1,09%.
* Dolar Australia (AUD/USD) naik 0,87%.
* Franc Swiss (CHF) perkasa 2,02% terhadap dolar, menandakan pelemahan signifikan pada USD/CHF.
* Yen Jepang (USD/JPY) tergelincir 0,66%.
* Dolar Kanada (USD/CAD) juga melemah 0,24%.

Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga dan Kekhawatiran Independensi The Fed Tekan Dolar

Alwi Assegaf, Research & Development dari Trijaya Pratama Futures, menjelaskan bahwa tekanan terhadap dolar AS utamanya dipicu oleh ekspektasi pasar akan pelonggaran kebijakan moneter oleh The Fed yang diperkirakan terjadi pada Juli mendatang. Berdasarkan data terbaru dari FedWatch Tool, peluang pemangkasan suku bunga kini meroket menjadi 25%, naik drastis dari angka 12% sebelumnya.

“Pasar bereaksi terhadap pernyataan mantan Presiden Donald Trump yang secara terbuka mengkritik The Fed dan mendorong percepatan pemangkasan suku bunga. Bahkan, ada isu yang beredar bahwa Trump berencana mengganti Jerome Powell, Ketua The Fed saat ini, sebelum akhir tahun,” ungkap Alwi kepada Kontan.co.id pada Kamis (26/6).

Sentimen negatif terhadap dolar semakin menguat akibat kekhawatiran yang meningkat mengenai independensi The Fed. Jika kredibilitas bank sentral sebagai institusi yang netral dan mandiri dipertanyakan, kepercayaan investor global terhadap dolar AS sebagai mata uang cadangan dunia bisa terkikis tajam. Selain itu, ketidakpastian seputar kebijakan perdagangan AS juga turut menekan nilai tukar dolar. Alwi menyoroti potensi diberlakukannya kembali tarif AS terhadap Uni Eropa pada 9 Juli mendatang, menyusul berakhirnya masa tenggang 90 hari, yang dapat memperkeruh sentimen pasar.

Yen Jepang: Primadona Baru di Tengah Pelemahan Dolar

Di tengah kondisi DXY yang terus melorot, Yen Jepang (JPY) disebut-sebut sebagai mata uang utama yang paling prospektif dan menjanjikan. Alasannya kuat: perbedaan arah kebijakan moneter yang kontras antara Bank of Japan (BoJ) yang mulai menunjukkan sinyal hawkish, berbanding terbalik dengan The Fed yang cenderung dovish. Perbedaan ini menciptakan peluang penguatan yang signifikan bagi Yen.

“Situasi geopolitik yang mereda juga turut menurunkan harga minyak. Ini adalah kabar sangat positif bagi Jepang, negara yang sangat bergantung pada impor energi,” jelas Alwi. Ia menambahkan, potensi kenaikan suku bunga oleh BoJ di tengah melandainya inflasi energi semakin memperkuat fundamental Yen. Sementara itu, prospek Euro (EUR) dinilai kurang menarik akibat potensi pemangkasan suku bunga lanjutan oleh European Central Bank (ECB) yang masih terbuka lebar. “Kalau bicara *safe haven*, saat ini Yen adalah pilihan paling menjanjikan dan aman,” tegas Alwi.

Proyeksi USD/JPY dan Arah Pergerakan ke Depan

Mengakhiri analisisnya, Alwi memperkirakan pasangan mata uang USD/JPY akan bergerak dalam kisaran *support* di level 142–142,75 dan *resistance* di level 145. “Jika tekanan terhadap dolar berlanjut dan data ekonomi Jepang menunjukkan dukungan kuat, maka USD/JPY berpotensi besar mengarah ke *support* kuat di area 142-an dalam beberapa pekan ke depan,” pungkas Alwi.

Berita Terkait

Intra Golflink Resorts (GOLF) Bagikan Dividen Rp 13,51 Miliar
Rupiah Dibuka Menguat Tipis ke Rp 16.207 Per Dolar AS pada Hari Ini (27/6)
Harga Emas Antam Anjlok Rp 17.000 Menjadi Rp 1.907.000 Per Gram Pada Hari Ini (27/6)
Bursa Asia Mayoritas Menguat di Pagi Ini (27/6), Sejalan Reli Wall Street
BI: Keuangan Syariah Lebih Tahan Guncangan, Punya Aset Dasar Nyata
Cermati Saham-Saham yang Banyak Diborong Asing Kemarin, Ada BMRI dan BBRI
Multi Hanna Kreasindo (MHKI) Tebar Dividen Rp 8,04 Miliar, Setara Rp 2,15 per Saham
Pernikahan miliarder Jeff Bezos dan Lauren Sanchez menuai aksi protes

Berita Terkait

Jumat, 27 Juni 2025 - 10:24 WIB

Intra Golflink Resorts (GOLF) Bagikan Dividen Rp 13,51 Miliar

Jumat, 27 Juni 2025 - 09:07 WIB

Harga Emas Antam Anjlok Rp 17.000 Menjadi Rp 1.907.000 Per Gram Pada Hari Ini (27/6)

Jumat, 27 Juni 2025 - 08:53 WIB

Bursa Asia Mayoritas Menguat di Pagi Ini (27/6), Sejalan Reli Wall Street

Jumat, 27 Juni 2025 - 08:25 WIB

BI: Keuangan Syariah Lebih Tahan Guncangan, Punya Aset Dasar Nyata

Jumat, 27 Juni 2025 - 06:40 WIB

Cermati Saham-Saham yang Banyak Diborong Asing Kemarin, Ada BMRI dan BBRI

Berita Terbaru

Food And Drink

Sampah Dapur, Emang Beneran Bisa Buat Ngisi Kantong? Ini Spill-nya!

Jumat, 27 Jun 2025 - 10:04 WIB